Laman

Rabu, 20 Juli 2011

Make Money: Cara Mudah Mendapatkan Uang di Internet

Cara Cepat dan Mudah mendapatkan Dollar dari internet

Apakah Anda Ingin Mendapatkan $20, $50, $100 dstnya Gratis? Atau PS3 80GB Senilai $399.99 Atau Sony Playstation Portable (PSP) - $169.99, dll Gratis?
Dengan Clik di Sini kita bisa mendapatkan hadiah atau bonus berupa barang seperti ipod, psp, ps3 dll. Namun bonus barang hanya bisa dikirimkan di Amerika saja, untuk kita yang berada di Indonesia hanya akan diberi uang berupa dollar.
Langsung daftar
1. Klik Clik di Sini
2. Masukkan alamat e-mail anda, klik untuk cheklist kotak agree 'terms
    and conditions' lalu klik Sign Up
3. Isi form dengan benar kemudian cek alamat email anda
4. Klik link konfirmasi dan login dengan alamat email dan password
    yang telah dibuat.
5. Pilih Free Gift yang anda inginkan. Bila anda ingin cepet dapat
    hasil, pilih saja Gift yang $ 20, karena cukup setelah anda
    mendapat 1 refferal langsung dapat $20
Untuk pembayaran Via PayPal
Mari saling membantu untuk menuju sukses

Semoga bermanfaat & semoga success

Problema Pokok Filasafat dan Pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG
Seorang guru sekolah dasar sewajarnya memahami filsafat dalam melaksanakan tugasnya sebagi pendidik, yang nanti pada akhirnya kita dapat menentukan sikap yang sesuai dengan tuntutan kita sebagai pendidik. Selain itu kita sudah sepatutnya memahami filsafat dalam praktek pembelajaran yang mengarahkan peserta didik pada sutu kepribadian yang diharapkan. Dan mampu berperan dalam hubungan sosial.
Selain itu kita nantinya perlu memahami lebih dalam berbagai filsafat yang berkembang dalam dunia pendidikan.  Sehingga sikap kita sebagai guru dapat menjadi sosok yang patut diteladani. Baik dalam menyeles ikan masalah-masalah yang ada akaitannya dengan masalah filsafat pendidikan.

B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Objek materi apa saja yang dipelajari dalam filsafat?
2.      Bagaimanakah pandanagan yang berkembang mengenai adanya filsafat?
3.      Problem-problem apakah yang menjadi kajian filsafat dan pendidikan?


C.     TUJUAN PENULISAN
Dengan memahami pokok bahsan ini, diharapkan dapat:
1.      Menjelaskan berbagai objek materi dalam kajian filasafat termasuk filsafat pendidikan.
2.      Dapat menentukan salah satu pandangan yanf berkembang mengenai filsafat yang sesuai dengan kepribadian.
3.      Dapat mencari solusi dari problem-problem yang terdapat pada filsafat dan pendidikan

BAB II
PEMBAHASAN

A.     OBJEK DAN SUDUT PANDANG FILSAFAT
Berpikir merupakan subjek dari filsafat pendidikan. Akan tetapi, tidak semua berpikir berarti berfilsafat. Subyek filsafat pendidikan adalah seseorang yang berpikir atau memikirkan hakikat sesuatu dengan sungguh-sungguh dan mendalam tentang bagaimana memperbaiki pendidikan.
Obyek filsafat, obyek itu dapat berupa suatu barang atau subyek itu sendiri. Obyek filsafat dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1)      Obyek materi, yaitu segala sesuatu atau realita, ada yang harus ada (disebut dengan absoluth/ mutlak, yaitu Sang Pencipta) dan ada yang tidak harus ada (mahluk yang diciptakan Tuhan).
2)      Obyek formal/ sudut pandang, yaitu mencari keterangan sedalam-dalamnya, sampai keakarnya persoalan sampai kepada sebab-sebab terakhir tentang objek materi filsafat, sepanjang kemungkinan yang ada pada akal budi manusia.

Pandangan atau sudut pandang yang berbeda terhadap suatu obyek akan melahirkan filsafat yang berbeda-beda. Misalnya, mengambil manusia sebagai obyeknya. Jika dilihat dari segi jiwanya saja, maka akan muncul filsafat tentang jiwa manusia, yang disebut Psikologi. Jika dilihat dari segi rasa, muncul filsafat yang disebut estetika. Jika dilihat dari segi akal manusia, muncul filsafat yang dikenal Logika.
Pandangan mengenai hasil dari usaha manusia menyangkut akal, rasa dan kehendak dapat dijadikan satu, yang disebut filsafat kebudayaan. Sebab kebudayaan menyangkut ketiga segi dan alat-alat kejiwaan manusia tadi.
Selanjutnya, jika ilmu pengetahuan yang menjadi menjadi objek filsafat maka menjadi filsafat ilmu pengetahuan. Dalam rangka menggali, menyusun, dan mengembangkan pemikiran kefilsafatan tentang pendidikan, maka perlu diikuti pola dan pemikiran kefilsafatan pada umumnya. Adapun pola dan sistem pemikiran kefilsafatan sebagai suatu ilmu adalah:
1)      Pemikiran kefilsafatan harus bersifat sistematis, dalam arti cara berfikirnya bersifat logis dan rasional tentang hakikat permasalahan yang dihadapi. Hasil pemikirannya tersusun secara sistematis artinya satu bagian dengan bagian lainnya saling berhubungan.
2)      Tinjauan terhadap permasalahan yang dipikirkan bersifat radikal artinya menyangkut persoalan yang mendasar sampai keakar-akarnya.
3)      Ruang lingkup pemikirannya bersifat universal, artinya persoalan-persoalan yang dipikirkan mencakup hal-hal yang menyeluruh dan mengandung generalisasi bagi semua jenis dan tingkat kenyataan yang ada di alam ini, termasuk kehidupan umat manusia, baik pada masa sekarang maupun masa mendatang.
4)      Meskipun pemikiran yang dilakukan lebih bersifat spekulatif, artinya pemikiran-pemikiran yang tidak didasari dengan pembuktian-pembuktian empiris atau eksperimental (seperti dalam ilmu alam), akan tetapi mengandung nilai-nilai obyektif. Dimaksud dengan nilai obyektif oleh permasalahannya adalah suatu realitas (kenyataan) yang ada pada obyek yang dipikirkannya.

Pola dan sistem berpikir filosofis demikian dilaksanakan dalam ruang lingkup yang menyangkut bidang-bidang sebagai berikut:
1)      Cosmologi, yaitu suatu pemikiran dalam permasalahan yang berhubungan dengan alam semesta, ruang dan waktu, kenyataan hidup manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan, serta proses kejadian kejadian dan perkembangan hidup manusia di alam nyata dan sebagainya.
2)      Ontologi yaitu suatu pemikiran tentang asal-usul kejadian alam semesta, dari mana dan kearah mana proses kejadiannya. Pemikiran ontologis akhirnya akan menentukan suatu kekuatan yang menciptakan alam semesta ini, apakah pencipta itu satu zat (monisme) ataukah dua zat (dualisme) atau banyak zat (pluralisme). Dan apakah kekuatan penciptaan alam semesta ini bersifat kebendaan, maka paham ini disebut materialisme.

B.     SIKAP MANUSIA TERHADAP FILSAFAT
Sesuai dengan macam-macam dan perbedaan pengertian mereka terhadap arti kata filsafat, maka dapat digolongkan menjadi :
1)      Pandangan yang berpendapat bahwa setiap mendengar kata “ filsafat “ maka yang ada dalam bayangan mereka adalah sesuatu yang ruwet dan sulit. Yang dalam yang hanya dapat dipahami oleh orang tertentu saja.
2)      Pandangan yang bersifat skeptis, yakni orang-orang yang berpendapat bahwa filsafat adalah sesuatu perbuatan yang tidak ada gunanya.
3)      Pandangan yang bersifat negatif karena mengambil manfaat secara negatif,  dengan mengatakan dengan berfilsafat adalah bermain api atau berbahaya. Karena pengertian filsafat hanya dibatasi pada pengertian mencari hakikat Tuhan.
4)      Golongan yang memandang dari sudut positif, yakni filsafat adalah suatu lapangan studi, tempat melatih akal untuk berpikir. Jadi setiap manusia mempunyai kemungkinan untuk berfilsafat.

Filsafat sebagai lapangan studi banyak memberikan nilai kegunaan bagi yang mempelajarinya, antara lainnya:
1)      Ilmu filsafat dapat dijadikan pedoman dalam kenyataan kehidupan sehari-hari baik sebagai individu ataupun sebagai anggota masyarakat.
2)      Bila memiliki filsafat hidup, pandangan hidup akan menjadi mantap yang akhirnya menentukan criteria baik buruknya tingkah laku, yang dipilih atas dasar keputusan batin sendiri. Jadi manusia telah memiliki kebebasan dan kepribadian sendiri.
3)      Kehidupan dan penghidupan ke arah gejala yang negatif dalam keadaan masyarakat yang serba tidak pasti akan dapat dikurangi.
4)      Tingkah laku manusia pada dasarnya ditentukan oleh filsafat hidupnya, maka manusia terus berusaha memiliki filsafat agar tingkah lakunya berguna.



C.     PROBLEM ESENSIAL FILSAFAT DAN PENDIDIKAN
Masalah pendidikan adalah merupakan masalah hidup dan kehidupan manusia. Proses pendidikan berada dan berkembang bersama proses perkembangan hidup dan kehidupan manusia, bahkan keduanya pada hakikatnya adalah proses yang satu. Lodge mengatakan bahwa seluruh proses dan kehidupan manusia adalah proses pendidikan segala pengalaman sepanjang hidupnya merupakan dan memberikan pendidikan baginya.
Kependidikan memiliki ruang lingkup yang luas, karena menyangkut seluruh aspek hidup dan kehidupan manusia. Oleh karena itu, ada banyak permasalah pendidikan yang dihadapi. Permasalahan pendidikan ada yang sederhana yang menyangkut praktik dan pelaksanaan sehari-hari, tetapi ada pula di antaranya yang menyangkut masalah ang bersifat mendasar dan mendalam, sehingga memerlukan bantuan ilmu-ilmu lain dalam memecahkannya. Bahkan pendidikan juga banyak menghadapi persoalan-persoalan yang tidak mungkin terjawab dengan menggunakan analisa ilmiah semata-mata, tetapi memerlukan analisa dan pemikiran yang mendalam, yaitu analisa filsafat.
Beberapa contoh permasalahan pendidikan yang memerlukan analisa filsafat dalam memahami dan memecahkannya adalah:
1)      Apakah pendidikan bermanfaat atau berguna membina kepribadian manusia atau tidak? Apakah potensi hereditas yang menentukan kepribadian ataukah faktor luar? Mengapa anak yang potensi hereditasnya relatif baik, tanpa pendidikan dan lingkungan yang baik tidak mencapai perkembangan kepribadian sebagaimana diharapkan?
2)      Apakah tujuan pendidikan itu sesungguhnya? Apakah pendidikan berguna bagi individu sebdiri atau untuk kepentingan sosial; apakah pendidikan itu dipusatkan pada pembinaan manusia pribadi atau masyarakat?
3)      Apakah hakikat masyarakat itu dan bagaimanakah kedudukan individu di dalam masyarakat?
4)      Untuk mencapai tujuan pendidikan yang ideal, apakah pendidikan yang diutamakan, yang relevan dengan pembinaan  kepribadian sehingga cakap memangku suatu jabatan di masyarakat?
5)      Bagaimana asas penyelengaraan pendidikan yang baik, sentralisasi, desentralisasi atau otonomi?
Masalah-masalah tersebut hanyalah sebagian dapi problematika pendidikan, yang dalam pemecahannya memerlukan usaha-usaha pemikiran yang mendalam dan sistematis. Dalam memecahkan masalah tersebut, analisa filsafat menggunakan berbagai macam pendekatan yang sesuai dengan permasalahannya. Di antaranya pendekatan yang digunakan antara lain:
1)      Pendekatan secara spekulatif
Pendekatan ini disebut juga pendekatan reflektif, yang berrati memikirkan, mempertimbangkan, juga membayangkan dan menggambarkan. Dengan teknik pendekatan ini, dimaksudkan adalam memikirkan, mempertimbangkan, dan menggambarkan tentang sesuatu obyek untuk mencari hakikat yang sebenarnya. Masalah pendidikan memang berhubungan dengan hal-hal yang harus diketahui hakikatnya, seperti apakah hakikat mendidik dan pendidikan, hakikat manusia, hakikat manusia, masyarakat, kepribadian, kurikulum, kedewasaan, dan sebagainya.
2)      Pendekatan normatif
Yaitu nilai atau aturan dan ketentuan yang berlaku dan dijunjung tinggi dalam hidup dan kehidupan, juga merupakan masalah kependidikan. Dengan pendekatan ini, diharapkan untuk berusaha memahami nilai-nilai norma yang berlaku dalam hidup dan kehidupan manusia dalam proses kehidupan, serta bagaimana hubungan nilai dan norma tersebut dengan pendidikan. Sehingga dapat dirumuskan petunjuk-petunjuk ke arah mana usaha pendidikan akan diarahkan.
3)      Pendekatan analisa konsep
Artinya, pengertian, atau tangkapan seseorang terhadap suatu obyek. Setiap orang memiliki pengertian atau penangkapan yang berbeda-beda mengenai suatu hal yang sama. Dengan pendekatan ini, diharapkan untuk memahami konsep dari para ahli pendidikan tentang bagaimana masalah yang berhubungan dengan pendidikan.
4)      Analisa ilmiah
Sasaran pendekatan ini adalah masalah-masalah kependidikan yang aktual, yang menjadi problema di masa kini. Dengan menggunakan metode-metode ilmiah, dapat didiskripsikan dan kemudian dipahami permasalah-permasalahan yang hidup dalam masyarakat dan dalam proses pendidikan serta aktivitas yang berhubungan dengan pendidikan.

Selanjutnya, menurut Harry Schofield, sebagaimana dikemukakan oleh Imam Bernadib dalam bukunya Filsafat Pendidikan, menekankan bahwa analisa filsafat terhadap masalah-masalah pendidikan digunakan dua macam pendekatan, yaitu:
1)      Pendekatan filsafat historis
Yaitu dengan cara mengadakan deteksi dari pertanyaan-pertanyaan filosofis yang diajukan, mana-mana yang telah mendapat jawaban dari para ahli filsafat sepanjang sejarah. Dari jawaban-jawaban yang ada, dapat dipilih jawaban mana yang sekiranya sesuai dan dibutuhkan.
2)      Pendekatan filsafat kritis
Yaitu dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan filosofis dan diusahakan jawabannya secara filosofis pula. Analisa dalam pendekatan filsafat kritis adalah:
1)      Analisa bahasa (linguistik)
Analisa bahasa adalah usaha untuk mengadakan interpretasi yang menyangkut pendapat-pendapat mengenai makna yang dimilikinya.
2)      Analisa konsep
Sedangkan analisa konsep adalah suatu analisa mengenai istilah-istilah (kata-kata) yang mewakili gagasan.

BAB III
PENUTUP

A.     SIMPULAN
Dalam kajian filsafat terutama dalam kajian filsafat pendidikan kita sebagai calon guru dihadapkan pada problem-problem yang bersangkutan dengan kepribadian kita sebagai calon guru baik dalam mengambil sikap untuk membimbing peserta didik untuk berperilaku yang sesuai dengan yang diharapkan.
Selain itu kita sebagai calon guru juga dihadapkan pada berbagai pandangan mengenai filsafat. Dimana kita sebagai calon guru haruslah mempunyai filsafat hidup yang nantinya dapat membimbing pandangan hidup menjadi lebih mantap.
Tidak terlepas dari itu semua kita dalam kehidupan selalu dihadapkan pada problem-problem yang menuntut kita untuk mamapu memberikan solusi pada setiap problema yang ada. Termasuk problema dalam bidang pendididkan berkaitan dengan peserta didik.

B.     SARAN
1.      Bagi dosen untuk dapat memberikan gambaran mengenai filsafat dan pendididkan
2.      Agar pembelajaran menjadi maksimal perlu adanya partisipasi setiap mahasiswa termasuk dalam berdiskusi
3.      Bagi semua pihak semoga makalah ini menjadi motivasi kita untuk berlajar dan menggali ilmu



Islam dan Budaya

Oleh: Candra S.D
(My Little Friend)

Banyak sekali jalur dakwah yang didengungkan para pejuang islam seperti dengan cara kekerasan. Selain itu juga melalui budaya seperti wali 9. Islam di Indonesia khususnya di Jawa lahir melalui budaya Jawa. Perjuangan para wali akan gagal total apabila tidak mendekati masyarakat dengan adat setempat.
Ingatlah bahwa islam di Indonesia bukan hasil kekerasan pedang, melainkan pendekatan budaya-budaya. Dan sejarah sudah membuktikan keberhasilan dakwah ini sampai sekarang dibandingkan dengan jalur lain seperti kekerasan, politik dsb.
Tapi perlu dimengerti, islam bukan budaya tapi langsung dari Allah, sementara budaya adalah hasil karya manusia sebagai budi yang luhur yang perlu diberdayakan. Karena islam yang memeluk adalah manusia, dan manusia memliki peradaban serta budaya. Tentu mereka akan melahirkan budaya-budaya yang cocok dengan islamnya, sehingga disebut "Budaya Islam", bukan islam sebagai budaya.
Sebagaimana Raden Patah mengatakan bahwa sholat anak-anak kraton adalah senam pagi. Bagaimana Sunan Kali Jaga menciptakan wayang. Bagaimana Sunan Drajad menciptkan tembang-tembang Jawa, ini membuktikan bahwa islam di jawa dilahirkan lewat budaya peradaban, agar kesannya tidak over akting dalam penerimaan aqidah.
Hal ini Justru tidak merusak aqidah keimanan umat, melainkan lebih mengakarnya iman dalam hati mereka, sebab ada semacam pendorong yaitu "KESAN", sehingga menerima sesuatu hasilnya lebih kuat dan mengakar dalam akal dan hati.
Kalau tidak percaya, bandingkan orang dari islam keras dengan orang islam seperti jawa. Ternyata orang islam keras lebih mudah terombang ambing daripada orang islam jawa. Sebagai contoh orang islam jawa seperti di desa melakukan selametan/tumpengan (yang sudah di ganti dengan aqidah islam). Coba saja bujuk orang-orang di desa tersebut untuk meninggalkannya, sampai mati pun mereka akan tetap memegang budaya tersebut. Hal ini dikarenakan budaya selametan sudah mengakar dalam akal dan hati mereka.

Tumpengan (ajaran sesajen) berasal dari budaya hindu-budha. Seprti yang dilakukan masyarakat suku Tengger jatim, setiap bulan tertentu mereka membuat sesajen untuk dilayarkan ke laut, sawah dan sebagainya agar dengan sesajen ini memperoleh berkah dari kehidupan tahun depan.
Ini jelas syirik menurut islam sebab menduakan Allah. Bila sekedar budaya, hal itu boleh-boleh saja guna melestarikan warisan nenek moyang kita asalkan tidak membahayakan aqidah islam.

Para Wali sadar bahwa hal-hal seperti ini sangat sulit dihilangkan dari adat kehidupan orang jawa. Lalu mereka mengambil kesepakatan untuk diganti aqidahnya dengan aqidah islam. Budayanya tetap ada bentuk seperti tumpeng, namun di isi dengan do'a-do'a islami.
Sebenarnya pejuang islam tidak berdaya mendobrak suatu peradaban yang sudah ratusan tahun ada semenjak abad Neolitikum. Islam disusupkan sedikit demi sedikit dan mulai dilirik oleh orang-orang hindu-budha. Selain mengajarkan kesejajaran sosial, persaudaraan tidak mengenal kasta, hal itu pun lebih cepat dan mudah diterima oleh kalangan Hindu-Budha.
Umat islam jawa tidak mudah lepas dari tradisi jawanya, bahkan tradisi ini sampai mempengaruhi se-Asia Tenggara hingga sekarang.
Semua hasil dari perjuangan para kekasih Allah dibagian timur, tidak dengan pedang atau kekerasan, melainkan budaya.

Ingatlah bagaimana Sayyidina Ali dibunuh oleh Muljam. Ini faktor politik. sejak saat itu muncul Khawarij dan Syi'ah yang merupakan korban politik yang memanas ditubuh islam saat itu. Sampai akhirnya islam pecah menjadi 73 golongan tidak lain semua ini merupakan korban politik dan kekerasan budaya.

Jadi, islam tidak bisa lepas dari pengruh kultural, sosial bahkan politik.,

"Bahayanya"
Orang akan menarik kesimpulan bahwa agama adalah budaya, dan budaya adalah agama.
Ini pemahaman yang keliru, sampai kdang-kadang yang lebih kuat adalah budayanya daripada substansial keislamannya.
Intinya: yang menancap di hati tumpengnya, bukan islamnya. Mereka tidak akan kuat hakekat islam yang sebenarnya, sebab kejawen-kejawennya lebih kuat mendominasi hati dan akal nya daripada islam educationnya.
Dan obatnya hanya 1, yaitu BELAJAR, BELAJAR DAN BELAJAR AGAMA TERUS MENERUS!!!
Source: http://www.facebook.com/groups/icentras.mig33.community?notif_t=group_activity

Takdir Allah

Oleh: Candra S.D
(My Little Friend)
 
Orang islam wajib mempercayai takdir karena bagian dari rukun iman ke-6. Sejauh keimnan itu, kita dilarang keras pasrah dengan takdir. Sebab orang yang pasrah dengan takdir sama dengan putus asa dari kehendak-Nya. Barangsiapa yang berputus asa dari Rahmat-Nya otomatis akan semakin jauh dari Rahmat-Nya.
Pemuda yang tidak bekerja, setelah ditanya menjawab: "Terserah takdir saja, kalau Allah menghendaki memberi uang, uang itu pasti datang." Hal seperti ini sangat bodoh, sebab kemalasannya disandarkan kepada Allah. Ini namanya pasrah dengan takdir dan hukumnya sangat dilarang. Memang benar segala sesuatu dijadikan Allah sesuai dengan takdir-Nya, seperti firman Allah:
 
"Sesungguhnya segala sesuatu telah Kami jadikan takdirnya (ukuranny)"
 
namun sangat jelas firman-Nya:
 
"Dia-lah Dzat yang menciptakan bumi ini sangat mudah untuk kamu, maka dari itu berjalanlah (berushalah) di permukaannya, dan makanlah dari rizki-Nya"
 
Dan mnusia akan dimudahkan sesuai dengan takdir itu seprti dalam hadits:
 
"Berusahalah, maka setiap orang akan dimudahkan sesuai dengan takdir-Nya"
 
Kalau Allah menakdirkan masuk surga, maka manusia dimudahkan Allah untuk melakukan amaliah-amaliah ahli surga. Kalau ditakdirkan menjadi kaya, manusia akan dipermudah Allah dalam melakukan hal-hal yang menambah kekayaannya. Dan Sunnah-Nya biasanya orang tersebut dikaruniai Allah keahlian dibidang tersebut.
Intinya, Allah menciptakan sesuatu untuk manusia, disunnapun ada sebab-sebab yang bisa mencapai sesuatu itu. Kalau manusia hanya diam saja, ini tandanya bahwa Allah tidak menciptkan sesuatu itu untuknya.
Hujan mutlak urusan Allah. Itu saja Allah menciptakan sebab-sebab akliah menurunkn hujan, yaitu mendung. Allah menciptakan tidur, Dia pun menciptkan rasa ngantuk sebagai sebab-sebab-Nya.
Maka, manusia wajib melakukan sebab-sebab untuk meraih sesuatu.
Kalau ingin kaya, kita harus melakukan sebab-sebab yaitu bekerja. Dari sebab-sebab atu kemudian akan memperoleh akibatnya yaitu hasil yang banyak sehingga menjadi kaya.
Jadi, sebab akibat merupakan bagian dari takdir itu sendri. 
 
Wallahu a'lam.,
 
Source:  
http://www.facebook.com/groups/icentras.mig33.community?notif_t=group_activity

Hikayat Babad Tanah Jawa

Oleh: Candra S. D. 
(My Little Friend)

1000 thun sblum mnusia dtrunkan ke dunia, bumi tlah di huni oleh suatu makhluk yg brnama jin. Bntukny seram sm sprti Dinosaurus (ad yg mnfsirkn bhwa Dinosaurus adlh bntuk dr mreka). Mreka brbuat krusakan, sling mmbnuh hngga mreka ga2l mjd khalifah di bumi.
Kmdyn Allah mnrunkn tntara malaikat utk mnghlau mreka ke daerah pesisir (trmsuk jawa) dan dmsukkan ke alam jin. Dr snilah mngpa di jawa bnyk jin ny.,

Kmbli ke babad tanah Jawa.
pd jman dhulu, yg mnghuni jawa bkn org2 byasa, kbnykn dr bangsa jin ato ktrunan jin.
mreka pun minta korban sprti Prabu Dewata Cengkar dr medhang kamulan yg mminta mkan daging manusia. Akhirny dtglah ptugas yg dkirim Allah utk mnumpasny yaitu Aji Saka.
Aji Saka brhsil mnklukanny smpai Dewata Cengkar jtuh di laut sltan n brubah mjd Buaya Putih.
Aji Saka mnruh tumbal di brbgai t4 agar jin2 pnghuni tdk brbuat keonaran lg.
slaen Aji Saka jg ad seorg Waliyullah yg dtg ke Jawa dgn naik burung raksasa yaitu syeh subakir (wafat di magelang) yg mmbwa batu dr arab utk djdikan tumbal pnolak syetan dan supaya jawa mjd t4 pnybaran islam. Nmun di jln batu td jtuh stngah tpatny di Aceh shg aceh mjd rame dan djluki srambi mekah, stngah lg di sebar di pnjuru Jawa, jdilah skrg jawa daerah islam trbesar.

Tetapi syetan tdk tnggal diam, mreka sllu brusaha mnjrmuskn mnusia.
Di Tanah Jawa sblum kdtngan Islam sdah bratus2 thun dikuasai oleh prdaban Hindu-Budha, dinamisme, animisme srta aliran kprcyaan. Ktika Timur Tengah sdgn brjaya Islamny, keadaan di Jawa sdang mmbngun Borobudhur. Jd bs dbygkan btpa mngakarny agama tsb di hati org2 Jawa.
Kbdyaan2 yg tlah ad sdh mlekat pd khidupan pnduduk Jawa, shg sulit utk di hilangkn. Oleh krna tu, pr Wali spkat utk mnggnti aqidah sbgyn dr kbudayaan2 yg ad dgnti mjd aqidah islam yg tntuny tdk brtntngan dgn islam. Shngga lahirlah adat selametan (do'a bil islam), tahlilan, wayang, macapat dsb.
Dlm suatu pnylidikan, trnyta selametan serta tahlilan mmpu mngusir jin2 agar tdk mnggnggu lg.
Buktinya bs di lihat antara pantura dgn pntai sltan. Msyrkat pantura mayoritas mngikuti organisasi yg sama. Sdgkn daerah selatan bnyk sekli aliran2ny. Tempat2ny jg di kuasai oleh Nyi Roro Kidul, mka sang ratu akn sllu brusaha mmecah belah islam khususny di daerah sltan.,

Ktika di jman Wali 9, Ratu2 jin setanah jawa tdk ad yg brani mmbuat onar, bhkn Nyi Roro Kidul pun g' brani brgerak krna mreka tkut sm pra Wali. oleh sbab tu, Wali 9 sukses mengislamkn org2 di tnah Jawa dgn damai tnpa geger2 yg pptah Jawany
"Kena iwak'e, gak buthek banyune".
Mreka mnybrkn islam mllui budaya shg lbih cpat mrasuk ke hati msyrkt. Dan akhirny, Jawa mjd t4 dgn islam trbesar, dan pnybranny bkan dgn kekerasan.
Brtrima ksihlah kpd pr pjuang islam khususny wali 9 krna lwat mrekalah Allah mengislamkn qt.,

Wallahu a'lam bisshowab.,
Source:  http://www.facebook.com/groups/icentras.mig33.community?notif_t=group_activity

Minggu, 17 Juli 2011

Memories of Bali

Pada bulan November 2010 lalu, agenda KKN mahasiswa PGSD FIP UNNES adalah Bali. Ini adalah perjalanan terjauh dan terindah yang pernah saya alami. Hmmmm... tapi di sana saya tidak berani makan daging. Mayoritas penduduk Bali beragama Hindu. Saya ragu untuk makan daging di sana,  apakah halal atau tidak.
Whatever tentang makanan! Bali memang indah. Aku akui hal itu. Hukum adat di sana lebih kuat daripada hukum negara. Penduduknya sangat menjunjung tinggi hukum adat. Sehingga warisan budaya nenek moyang begitu terjaga dengan baik.

Laut... Laut... dan laut.... Itulah Bali. Dimana-mana laut penuh wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Kondisi laut Bali kebanyakan masih bagus, seperti Pantai Kutha dan Pantai Sanur. Lain halnya dengan kondisi laut di Benoa. Wah... keruh. Tempat yang terdapat bermacam-macam permainan air berskala internasional itu airnya kotor... Pula pelayanannya kurang bersahabat dengan wisatawan domestik. Ah, mungkin karena wisatawan domestik pelit-pelit, berbeda dengan wisatawan mancanegara.
Satu pantai indah yang sempat saya singgahi adalah Dream Land. Seperti namanya, pantai ini benar-benar indah seperti negeri dalam dongeng. Pasir putih, ombak yang tenang... gua-gua eksotis... oh, pantai ini tampak seperti masih perawan. Tapi sayang, banyak anjing berkeliaran dan buang kotoran sembarangan.
Mengenai tempat terindah selama perjalanan menyusuri Bali... kandidat saya adalah Tanah Lot. Eksotis banget! Ada pura di tengah lautnya. Benar-benar indah.... tapi sayang, saat itu sedang pasang, jadi tidak bisa menyeberang ke pura. Huft! Padahal pengin pegang ular suci juga lho. Hahaha...
Agenda yang dinanti-nanti saat berwisata... apalagi kalau bukan belanja! Berbelanja di Joger rasanya sudah menjadi barang yang wajib kalau sedang di Bali. Merk dagang yang satu ini sangat identik dengan Bali. Tapi kalau mau berbelanja di Joger, siap-siap aja antri dan berdesak-desakan, ya. Walaupun ada AC nya, tapi karena banyaknya orang di dalam, tetap saja panas. Tujuan tempat belanja berikutnya adalah Pasar Seni Sukowati. Pasar ini terkenal murahnya, lho... Cocok buat beli oleh-oleh orang sekampung, biar kebagian semua dan tidak menghabiskan banyak biaya, belanja saja di sana. Modalnya cuma pintar-pintar menawar saja, ya! ^_^

Kumpulan Ebook Bahan Ajar Perkuliahan

Bagi rekan-rekan mahasiswa, khususnya mahasiswa jurusan PGSD, ini nih... Ebook perkuliahan yang bisa kalian download secara gratis. Tidak perlu pergi ke perpustakaan, bahan bacaan sudah ada di tangan. Praktis!

Praktikum IPA
Perkembangan Belajar Peserta didik
Pembelajaran Matematika SD
Penelitian Pendidikan SD
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
Perkembangan Belajar Peserta Didik
Pengembangan Pembelajaran Matematika SD
Manajemen Berbasis Sekolah
Belajar dan Pembelajaran
Pengembangan Kurikulum SD

Nyanyian Cinta

Ada yang suka karya-karyanya Habiburrahman L. Shirazy? Salah satu cerpen karyanya berjudul Nyanyian Cinta. Bagus banget ceritanya. Penasaran? Download aja link berikut ^_^
NYANYIAN CINTA

Makalah Pendekatan Kooperatif tipe TGT




MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOUNAMENT


MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD
Dosen Pengampu : Nursiwi Nugraheni


Disusun oleh :
1.      Hermawan Purnomo Aji          1402408032
2.      Khoirudin Akhmad Fauzi        1402408313
3.      Eviana Rahmatika                   1402408101
4.      Saodah                                     1402408127
5.      Kristina Murti Anissa 1402408188
6.      Melan Ayu Ninda Karista      1402408225
7.      Maoidatul Dwi K                     1402408303
8.      Saila Ainun Ni’mah                 1402408330   
                                                                 
Rombel 03


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011

 

 



BAB I

PENDAHULUAN

 

A.       Latar Belakang

Suatu bangsa bisa dikatakan berhasil apabila pendidikan dalam bangsa tersebut maju. Masalah yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan. Hal tersebut dapat dilihat dari kenyataan bahwa selama ini pembelajaran di sekolah masih berorientasi pada target penguasaan materi, terbukti dengan keberhasilan siswa dalam kompetensi mengingat jangka pendek pada materi pelajaran. Proses pembelajaran yang monoton sehingga praktek pengajaran memberikan kesan kurang menarik bahkan membosankan. Permasalahan utama dalam proses belajar mengajar antara lain siswa kurang memiliki motivasi dalam belajar. Siswa memandang pelajaran tertentu sebagai pelajaran yang membosankan sehingga siswa menjadi pasif, bosan, dan mengantuk pada saat pelajaran berlangsung.

Model pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) adalah salah satu alternatif dalam memperbaiki cara-cara mengajar yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran di kelas. Model pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) dirasa menyenangkan bagi siswa karena tidak hanya pelajaran yang monoton yang diutamakan, melainkan juga melalui permainan dan kerjasama antar siswa. Melalui model pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) diharapkan siswa tidak bosan dalam belajar sehingga hasil belajar siswa maksimal.

Dengan adanya penerapan Model pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT), siswa dipacu untuk dapat bekerja sama melalui kerja kelompok sehingga secara tidak langsung siswa dituntut untuk dapat bekerja dalam tim dan melatih rasa tanggung jawab yang kelak akan berguna dalam masyarakat.

B.       Rumusan Masalah

1.    Apa yang dimaksud Model Pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT)?

2.    Bagaimana tahapan dalam pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT)?

3.    Bagaimana penerapan Model Pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) di dalam kelas?

C.       Tujuan

1.    Menambah wawasan mengenai model pembelajaran kooperatif.

2.    Mengetahui pengertian Model Pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT).

3.    Menjelaskan tahapan dalam pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT).

4.    Menerapan Model Pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) di dalam kelas.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 



BAB II

PEMBAHASAN

 

A.       Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif  Tipe Teams Games Tournaments (TGT)
Pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok – kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Ada 5 komponen utama dalam komponen utama dalam TGT yaitu:
1.      Penyajian kelas
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.
2.      Kelompok (team)
Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.
3.      Game
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.
4.      Turnamen
Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.
5.      Team recognize (penghargaan kelompok)
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 30-40.
B.       Tahapan Model Pembelajaran Times Games Tournaments
Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ada beberapa tahapan yang perlu ditempuh, yaitu :
(1)      Mengajar (teach)
Mempersentasekan atau menyajikan materi, menyampaikan tujuan, tugas, atau kegiatan yang harus dilakukan siswa, dan memberikan motivasi.
(2)      Belajar Kelompok (team study)
Siswa bekerja dalam kelompok yang terdiri atas 5 sampai 6 orang dengan kemampuan akademik, jenis kelamin, dan ras / suku yang berbeda. Setelah guru menginformasikan materi, dan tujuan pembelajaran, kelompok berdiskusi dengen menggunakan LKS. Dalam kelompok terjadi diskusi untuk memecahkan masalah bersama, saling memberikan jawaban dan mengoreksi jika ada anggota kelompok yang salah dalam menjawab.
(3)      Permainan (game tournament)
Permainan diikuti oleh anggota kelompok dari masing – masing kelompok yang berbeda. Tujuan dari permainan ini adalah untuk mengetahui apakah semua anggota kelompok telah menguasai materi, dimana pertanyaan – pertanyaan yang diberikan berhubungan dengan materi yang telah didiskusikan dalam kegiatan kelompok.
(4)      Penghargaan kelompok (team recognition)
Pemberian penghargaan (rewards) berdasarkan pada rerata poin yang diperoleh oleh kelompok dari permainan. Lembar penghargaan dicetak dalam kertas HVS, dimana penghargaan ini akan diberikan kepada tim yang memenuhi kategori rerata poin sebagai berikut.

Tabel 2.3 Kriteria Penghargaan Kelompok
Kriteria (Rerata Kelompok)
Predikat
30 sampai 39
Tim Kurang baik
40 sampai44
Tim Baik
45 sampai 49
Tik Baik Sekali
 50 ke atas
Tim Istimewa

(Sumber Slavin, 1995 )
C.       Penerapan Model Pembelajaran Teams Games Tournaments
Sesuai dengan pengertian diatas model pembelajaran TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok – kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing – masing. Dalam kerja kelompok guru memberikan LKS kepada setiap kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan  bersama – sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain bertanggungjawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru. Akhirnya untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai pelajaran, maka seluruh siswa akan diberikan permainan akademik.
Dalam permainan akademik siswa akan dibagi dalam    meja – meja turnamen, dimana setiap meja turnamen terdiri dari 5 sampai 6 orang yang merupakan wakil dari kelompoknya masing – masing. Dalam setiap meja permainan diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok yang sama. Siswa dikelompokkan dalam satu meja turnamen secara homogen dari segi kemampuan akademik, artinya dalam satu meja turnamen kemampuan setiap peserta diusahakan agar setara. Hal ini dapat ditentukan dengan melihat nilai yang mereka peroleh pada saat pre-test. Skor yang diperoleh setiap peserta dalam permainan akademik dicatat pada lembar pencatat skor. Skor kelompok diperoleh dengan menjumlahkan skor – skor yang diperoleh anggota suatu kelompok, kemudian dibagi banyaknya anggota kelompok tersebut. Skor kelompok ini digunakan untuk memberikan penghargaan tim berupa sertifikat dengan mencantumkan predikat tertentu.
Menurut Slavin pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5 langkah tahapan yaitu : tahap penyajian kelas (class precentation), belajar dalam kelompok (teams), permainan (geams), pertandingan (tournament), dan perhargaan kelompok ( team recognition). Berdasarkan apa yang diungkapkan oleh Slavin, maka model pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki ciri – ciri sebagai  berikut.

a)         Siswa Bekerja Dalam Kelompok – Kelompok Kecil

Siswa ditempatkan dalam kelompok – kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang berbeda. Dengan adanya heterogenitas anggota kelompok, diharapkan dapat memotifasi siswa untuk saling membantu antar siswa yang berkemampuan lebih dengan siswa yang berkemampuan kurang dalam menguasai materi pelajaran. Hal ini akan menyebabkan tumbuhnya rasa kesadaran pada diri siswa bahwa belajar secara kooperatif sangat menyenangkan.

b)        Games Tournament

Dalam permainan ini setiap siswa yang bersaing merupakan wakil dari kelompoknya. Siswa yang mewakili kelompoknya, masing – masing ditempatkan dalam meja – meja turnamen. Tiap meja turnamen ditempati 5 sampai 6 orang peserta, dan diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok yang sama. Dalam setiap meja turnamen diusahakan setiap peserta homogen. Permainan ini diawali dengan memberitahukan aturan permainan. Setelah itu permainan dimulai dengan membagikan kartu – kartu soal untuk bermain (kartu soal dan kunci ditaruh  terbalik di atas meja sehingga soal dan kunci tidak terbaca). Permainan pada tiap meja turnamen dilakukan dengan aturan sebagai berikut.

Pertama, setiap pemain dalam tiap meja menentukan dulu pembaca soal dan pemain yang pertama dengan cara undian. Kemudian pemain yang menang undian mengambil kartu undian yang berisi nomor soal dan diberikan kepada pembaca soal. Pembaca soal akan membacakan soal sesuai dengan nomor undian yang diambil oleh pemain. Selanjutnya soal dikerjakan secara mandiri oleh pemain dan penantang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam soal. Setelah waktu untuk mengerjakan soal selesai, maka pemain akan membacakan hasil pekerjaannya yang akan ditangapi oleh penantang searah jarum jam. Setelah itu pembaca soal akan membuka kunci jawaban dan skor hanya diberikan kepada pemain yang menjawab benar atau penantang yang pertama kali memberikan jawaban benar.
Jika semua pemain menjawab salah maka kartu dibiarkan saja. Permainan dilanjutkan pada kartu soal berikutnya sampai semua kartu soal habis dibacakan, dimana posisi pemain diputar searah jarum jam agar setiap  peserta dalam satu meja turnamen dapat berperan sebagai pembaca soal, pemain, dan penantang. Disini permainan dapat dilakukan berkali – kali dengan syarat bahwa setiap peserta harus mempunyai kesempatan yang sama sebagai pemain, penantang, dan pembaca soal.

Dalam permainan ini pembaca soal hanya bertugas untuk membaca soal dan membuka kunci jawaban, tidak boleh ikut menjawab atau memberikan jawaban pada peserta lain. Setelah semua kartu selesai terjawab, setiap pemain dalam satu meja menghitung jumlah kartu yang diperoleh dan menentukan berapa poin yang diperoleh berdasarkan tabel yang telah disediakan. Selanjutnya setiap pemain kembali kepada kelompok asalnya dan melaporkan poin yang diperoleh berdasarkan tabel yang telah disediakan. Selanjutnya setiap pemain kembali kepada kelompok asalnya dan melaporkan poin yang diperoleh kepada ketua kelompok. Ketua kelompok memasukkan poin yang diperoleh anggota kelompoknya pada tabel yang telah disediakan, kemudian menentukan kriteria penghargaan yang diterima oleh kelompoknya.

c)         Penghargaan Kelompok

Langkah pertama sebelum memberikan penghargaan kelompok adalah menghitung rerata skor kelompok. Untuk memilih rerata skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh oleh masing – masing anggota kelompok dibagi dengan dibagi dengan banyaknya anggota kelompok. Pemberian penghargaan didasarkan atas rata – rata poin yang didapat oleh kelompok tersebut. Dimana penentuan poin yang diperoleh oleh masing – masing anggota kelompok didasarkan pada jumlah kartu yang diperoleh oleh seperti ditunjukkan pada tabel berikut

Tabel 2.1 Perhitungan Poin Permainan Untuk Empat Pemain

Pemain dengan
Poin Bila Jumlah Kartu Yang Diperoleh
Top Scorer
40
High Middle Scorer
30
Low Middle Scorer
20
Low Scorer
10
Tabel 2.2 Perhitungan Poin Permainan Untuk Tiga Pemain
Pemain dengan
Poin Bila Jumlah Kartu Yang Diperoleh
Top scorer
60
Middle scorer
40
Low scorer
20
(Sumber : Slavin, 1995:90)
Dengan keterangan sebagai berikut:
1.      Top Scorer (skor tertinggi)
2.      High Middle scorer ( skor tinggi )
3.      Low Middle Scorer ( skor rendah )
4.      Low Scorer ( skor terendah), ( skor sedang ).
















BAB III
PENUTUP

A.     Simpulan
1.      Pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.
2.      Komponen utama dalam TGT yaitu penyajian kelas, kelompok, game, turnamen, dan team recognize (penghargaan kelompok).
3.      Tahapan dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu Mengajar (teach), Belajar Kelompok (team study), Permainan (game tournament), Penghargaan kelompok (team recognition)
B.     Saran
1.      Pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah salah satu alternatif model pembelajaran yang tepat digunakan di dalam kelas sehingga diharapkan sebagai calon guru SD kita mampu menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
2.      Model pembelajaran kooperatif, tidak hanya tipe TGT sehingga sebagai calon guru SD kita diharapkan mampu menguasai berbagai macam jenis pembelajaran kooperatif.
3.      Pembelajaran yang monoton tidak akan membuat siswa semangat dalam belajar sehingga sebagai guru harus mampu menjadi guru yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan bagi siswa sehingga siswa akan termotivasi dalam belajar.






DAFTAR PUSTAKA