PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
“Penerapan Pendekatan Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Bulat Siswa Kelas IV SDN Yosorejo Gringsing Batang”
Oleh
Nama : Nur Jamil Musthofa
NIM : 1401909022
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2010
A. Judul
“Penerapan Pendekatan Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Bulat Siswa Kelas IV SDN Yosorejo Gringsing Batang”
B. Bidang Kajian
Desain dan Strategi Pembelajaran
C. Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi moderen. Matematika mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya fikir manusia. Perkembangan pesat dibidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini tidak terlepas dari hasil perkembangan matematika. Untuk menguasai dan mengembangkan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini (Permendiknas No.11 Tahun 2009: 337 ).
Penguasaan matematika sejak dini sangat erat kaitannya dengan bagaimana cara guru memilih dan menerapkan metode pembelajaran di sekolah khususnya di kelas. Menurut Suprijono ( 2009 : 55) berawal dari pendekatan kontruktivisme Piaget yang menyatakan peserta didik mengonstruksi pengetahuan mentransformasikan, mengorganisasikan, dan mereorganisasikan pengetahuan sebelumnya serta teori Vigotsky yang menekankan peserta didik mengonstruksi pengetahuan melalui interaksi sosial dengan orang lain. Maka dapat dikatakan bahwa pengetahuan yang didapat siswa berasal dari pengontruksian pengetahuannya sendiri yang didukung dengan interaksi sosial dengan orang lain sehingga dapat tercapainya penguasaan materi pelajaran secara maksimal khususnya dalam penguasaan materi pelajaran matematika.
Kenyataan dilapangan khususnya di SD Negeri Yosorejo pembelajaran matematika tidak menggunakan apersepsi untuk memancing motivasi siswa, metode ceramah yang berlangsung dari awal sampai akhir pembelajaran dengan siswa hanya mendengar penjelasan dari guru, tidak ada penguatan dari guru dan tidak ada siswa yang mengajukan pertanyaan apabila ada yang belum jelas dalam materi, serta tidak ada tindak lanjut seusai evaluasi. Keadaan yang demikian mengakibatkan interaksi sosial dengan siswa lain tidak terjadi, metode yang demikian membuat kualitas pembelajaran yang kurang baik sehingga nilai hasil belajar yang dicapai siswa rendah, hal ini dapat di lihat dari hasil nilai rata-rata Matematika yang rendah pada semester I tahun 2009 / 2010 sebesar 57 dari KKM 61.
Oleh karena itu harus ada perbaikan untuk guru dalam memilih metode pengajaran , metode pengajaran yang dipilih harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, bekerjasama antar siswa, membentuk hubungan positif, mengembangkan rasa percaya diri, serta meningkatkan kemampuan akademik secara kelompok. Sehingga konsep yang diajarkan oleh guru akan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa sehingga tercapainya kualitas pembelajaran lebih baik. Melalui pembelajaran seperti ini siswa akan selalu mengingat tentang materi yang diajarkan. Selain itu, pembelajaran dengan teknik ini mempunyai keunggulan yaitu meningkatkan pencapaian prestasi para siswa, mengembangkan hubungan antar kelompok, penerimaan terhadap teman sekelas yang lemah dalam bidang studi akademik, meningkatkan rasa harga diri, dan mengembangkan hubungan antar siswa dari latar belakang etnik yang berbeda dan antara siswa-siswa pendidikan khusus terbelakang secara akademik dengan teman sekelas mereka (Slavin, 2005 : 4-5).
Salah satu tipe pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa dan kualitas pembelajaran pada mata pelajaran matematika adalah pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD). Gagasan utama dari Student Teams-Achievement Divisions (STAD) adalah memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. Dalam STAD siswa belajar dalam kelompok, mereka akan dapat bekerjasama dan membantu teman satu timnya untuk memahami materi yang diberikan oleh guru sehingga mereka mempunyai kesempatan sukses yang sama. Belajar dalam tim ini sangat cocok untuk membangkitkam motivasi dan peran aktif siswa selama pembelajaran berlangsung. Adapun penyebabnya antara lain karena mareka boleh bekerja berpasangan dan membandingkan jawaban masing-masing, mendiskusikan setiap tidak kesesuaian, dan saling membantu satu sama lain jika ada yang salah dalam memahami. Mereka bekerja dengan teman satu timnya, menilai kekuatan dan kelemahan mereka untuk mambantu mereka berhasil dalam kuis (Slavin, 2005 : 12).
Pendekatan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) sangat baik untuk anak usia SD karena sangat sederhana. Pembelajaran matematika dengan metode ini memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif dan langsung dalam pembelajaran, mengembangkan kemampuan individual, serta untuk melatih siswa untuk bertanggung jawab. Pembelajaran tipe STAD memungkinkan terciptanya suasana kelas yang kondusif untuk belajar dan secara individu siswa akan secara aktif. Hal ini akan berpengaruh pada kualitas pembelajaran sehingga akan berdampak positif terhadap pencapaian hasil belajar yang lebih baik.
Dengan pendekatan kooperatif tipe STAD aktifitas siswa dapat meningkat, yang dapat dipastikan kualitas pembelajaran lebih baik daripada tanpa menggunakan STAD. Maka diharapkan dengan Penerapan Pendekatan Kooperatif Tipe STAD Pembelajaran Matematika Materi Operasi Bilangan Bulat Siswa Kelas IV SD Negeri Yosorejo, Keccamatan Gringsing, Kabupaten Batang dapat ditingkatkan.
2. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah
a. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah melalui pendekatan Kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan kualitas pembelajaran matematika materi operasi bilangan bulat kelas IV SDN Yosorejo ?
b. Pemecahan Masalah
Merencanakan pemecahan masalah dengan tahapan-tahapan pendekatan kooperatif tipe STAD yaitu :
1. Membentuk kelompok siswa yang anggotanya kurang lebih 4 orang;
2. Presentasi kelas : guru menyajikan materi pelajaran;
3. Belajar tim : guru memberi tugas untuk dikerjakan dengan anggota timnya, anggota tim yang mengetahui jawabannya memberikan penjelasan kepada anggota kelompok;
4. Kuis individual : guru memberikan pertanyaan /kuis dan siswa menjawab pertanyaan atau kuis dengan tidak saling membantu;
5. Pembahasan kuis;
6. Rekognisi tim : guru mencatat skor kemajuan individual dan memberikan penghargaan kepada tim.
7. Siswa dan guru membuat kesimpulan tentang materi yang telah dibahas.
3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan Kualitas pembelajaran matematika materi operasi bilangan bulat kelas IV SDN Yosorejo.
4. Manfaat Penelitian
a. Bagi Siswa
1. Dapat meningkatkan pemahaman materi yang diajarkan.
2. Dapat meningkatkan rasa kesetiakawanan sosial dan tanggungjawab siswa.
3. Dapat membantu siswa untuk lebih aktif, berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain.
b. Bagi Guru
1. Sebagai bahan masukan bagi Guru SD khususnya guru kelas IV dalam peningkatan kualitas pembelajaran matematika khususnya materi opersi bilangan bulat.
2. Guru memperoleh pengalaman dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang berkualitas.
3. Dapat meningkatkan aktifitas guru dalam mengajar.
c. Bagi Sekolah
1. Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih baik dengan penggunaan pendekatan penbelajaran inovatif.
2. Memberikan masukan dalam metode pembelajaran terutama metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika siswa khususnya kelas IV.
D. Kajian Pustaka
1. Kajian Teori
a. Pegertian Belajar
Manusia selalu identik dengan proses belajar, manusia belajar dari dalam kandungan sampai akhir hayatnya. Belajar memegang peranan penting dalam proses perkembangan psikologis manusia dalam menjalani kehidupan.
Beberapa pakar pendidikan mendefinisikan belajar sebagai berikut :
· Gagne
Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktifitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah.
· Cronbach
Learning is shown by a change in behavior as a result of experience. (Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman).
· Geoch
Learning is change in performance as a result of practice. (Belajar adalah perubahan performance sebagai hasil latihan).
· Morgan
Learning is any relatively permanent change in behavior that is a result of past experience. (Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman).
(Agus Suprijono, 2009 : 2).
Menurut Wittig (Muhibbin 1995) proses belajar berlangsung dalam tiga tahap :
· Acquasistion (tahap perolehan informasi), pada tahap ini seseorang mulai menerima informasi sebagai stimulus dan memberikan respon sehingga ia memiliki pemahaman atau perilaku baru.
· Storage (penyimpanan informasi), pemahaman dan perilaku baru yang diterima siswa secara otomatis akan tersimpan dalam memorinya yang disebut shortterm atau longterm memori.
· Retrival (mendapat kembali informasi), apabila seseorang mendapatkan pertanyaan mengenai materi yang telah diperolehnya maka ia akan mengaktifkan kebali fungsi-fungsi sistem memorinya untuk menjawab pertanyaan atau masalah yang dihadapi.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang dihasilkan dari pengalaman individu itu sendiri. Belajar memiliki proses tahapan –tahapan tertentu.
b. Kualitas Pembelajaran
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991 :677 ) menyatakan kualitas adalah (ukuran ), baik buruk suatu benda; taraf atau derajat (kepandaian, kecerdasan, dsb) . Selanjutnya Lalu Sumayang ( 2003 : 322) menyatakan quality (mutu ) adalah tingkat dimana rancangan spesifikasi sebuah produk barang dan jasa sesuai dengan fungsi dan penggunannya, disamping itu quality adalah tingkat di mana sebuah produk barang dan jasa sesuai dengan rancangan spesifikasinya. Menurut Glazer dalam Uno Hamzah (2007:153) kualitas lebih mengarah pada sesuatu yang baik.
Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa ( Uno Hamzah,2007:153). Menurut Agus Suprijono (2009:13) pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan mempelajari. Pada pembelajaran guru mengajar diartikan sebagai upaya guru mengorganisir lingkungan terjadinya pembelajaran dan subyek pembelajaran adalah peserta didik.
Kualitas pembelajaran artinya mempersoalkan kegiatan pembelajaran yang dilakukan selama ini berjalan dengan baik serta menghasilkan luaran yang baik pula (Uno Hamzah,2007:153). Menurut Uno Hamzah (2007:154) untuk mengukur kualitas pembelajaran terdapat tiga strategi yang menjadi pusat perhatian yang meliputi : strategi pengorganisasian, strategi penyampaian dan strategi pengelolaan
Jadi yang dimaksud dengan kualitas pembelajaran adalah upaya untuk mengorganisir lingkungan terjadinya pembelajaran yang meliputi strategi pengorganisasian, strategi penyampaian dan strategi pengelolaan dengan subyek peserta didik agar bejalan serta menghasilkan output yang lebih baik.
c. Matematika
1. Pengertian Matematika
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia definisi Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan.
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi moderen. Matematika mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya fikir manusia. Perkembangan pesat dibidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini tidak terlepas dari hasil perkembangan matematika. Untuk menguasai dan mengembangkan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini ( Permendiknas 11 Tahun 2009: 337 ).
Menurut Reys dkk (1984),matematika diartikan sebagai analisis suatu pola pikir, suatu seni, suatu bahasa dan alat.( http: //Leoriset.blogspot.com )
Jadi matematika adalah ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi moderen mengenai analisis suatu pola pikir, suatu seni, suatu bahasa dan alat yang ruang lingkupnya mengenai bilangan- bilangan dalam arti sempit.
2. Mata Pelajaran Matematika di SD
Menurut Permendiknas No.22 tahun 2006 ( dalam permendiknas No.11 Tahun 2009) tentang standar isi untuk mata pelajaran Matematika SD /MI dinyatakan bahwa tujuan pembelajaran matematika di SD sebagai berikut ini.
a. Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan ,misalnya melatih kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi.
b. Mengembangkan aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.
c. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
d. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, tulisan, grafik,peta dan diagram.
Untuk mengetahui seberapa jauh tujuan pembelajaran telah dicapai atau seberapa jauh kompetensi yang di kuasai oleh peserta didik maka perlu dilakukan penilaian pembelajaran. Pada Permendikanas No.22Tahun 2006 tentang standar isi Mata Pelajaran Matematika SD/ MI dinyatakan bahwa perlu diadakan penilaian pembelajaran matematika oleh pendidik guna mengetahui tingkat keberhasilan dan efisiensi suatu pembelajaran dengan focus beberapa kemampuan.
d. Pendekatan Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pembelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan beragumentasi untuk mengasah kemampuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing- masing (Robert E. Slavin, 2009:4).
Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk – bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru (Agus Suprijono: 54)
Jadi inti dari metode pembelajaran kooperatif yaitu beberapa siswa akan duduk bersama dalam suatu kelompok yang beranggotakn kurang lebih empat orang untuk menguasai materi yang diberikan oleh guru.
Lima unsur pembelajaran kooperatif menurut Bennet dalam Isjoni (2009:60) yaitu:
1. Positive Interdepedence yaitu hubungan timbal balik yang didasari adanya kepentingan yang sama atau perasaan diantara anggota kelompok diman keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan yang lain pula atau sebaliknya.
2. Interaction face to face yaitu interaksi yang langsung terjadi antar siswa tanpa adanya perantara.
3. Adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam anggota kelompok.
4. Membutuhkan keluwesan.
5. Meningkatkan ketrampilan bekerja sama dalam memecahkan masalah (proses kelompok)
Sintak pembelajaran kooperatif terdiri dari 6 (enam) fase (Agus Suprijono, 2009: 65) yaitu:
FASE | PERILAKU GURU |
Fase 1: Present goals and set Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa. Fase 2: Present information Menyajikan informasi. Fase 3: Organize student into learning teams Mengorganisasir peserta didik ke dalam tim tim belajar. Fase 4 : Asist team wok and study Membantu kerja tim dan belajar. Fase 5: Test on materials Mengevaluasi. Fase 6: Provide recognition Memberikan pengakuan atau penghargaan. | Menjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan peserta didik siap belajar Mempresentasikan informasi kepada peserta didik secara verbal. Memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang tata cara pembentukan tim belajar dan membantu kelompok melakukan transisi yang efisien. Membantu tim – tim belajar selama peserta didik mengerjakan tugasnya. Menguji pengetahuan peserta didik mengenai berbagai materi pembelajaran atau kelompok kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.. Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan prestasi individu maupun kelompok. |
Metode – metode pembelajaran kooperatif (Agus Suprijono, 2009:89) antara lain:
1. Jigsaw
2. Think- Pair- Share
3. Nembered Head Together
4. Group Investigation
5. Two Stay Two Stray
6. Make a match
7. Listening team
8. Inside – Outside circle
9. Bamboo Dancing
10. Poin- Counter –Point
11. The Power of Two
12. Listening Team
e. Student Teams-Achievement Divisions (STAD)
STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. STAD terdiri atas 5 komponen utama yaitu presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, rekognisi tim (Slavin, 2005 : 143)
1. Presentasi kelas
Pertama- tama bahan ajar atau materi yang akan dipelajari harus dipresentasikan oleh guru didalam kelas. Guru dapat mempresentasikan materi dengan ceramah- diskusi, audio visual maupun kegiatan penemuan kelompok. Dengan cara ini , siswa akan menyadari bahwa mereka dituntut untuk sungguh- sunguh memperhatikan presentasi guru dikelas yang akan membantu mereka dalam mengerjakan kuis dengan baik yang skor mereka yang akan menentukan skor dalam tim.
2. Tim
Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang memiliki seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin dan suku. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi, untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik. Setelah guru menyampaikan materinya, tim berkumpul untuk mempelajari lembar-kegiatan atau meteri lainya. Yang paling sering terjadi, pembelajaran itu melibatkan pembahasan permasalahan bersama, membandingkan jawaban, dan mengoreksi tiap kesalahan pahaman apabila anggota tim ada yang membuat kesalahan.
3. kuis
Setelah sekitar satu atau dua periode setelah guru memberikan presentasi dan sekitar satu atau dua periode praktik tim, para siswa akan mengerjakan kuis individual. Para siswa tidak diperbolehkan saling membantu dalam mengerjakan kuis. Sehingga, tiap siswa bertanggung jawab secara individual untuk memahami materinya.
5. Skor kemajuan individual
Setiap siswa dapat menyumbang poin maksimum kepada timnya dalam sistem penskoran, namun tidak seorang siswa pun dapat melakukan seperti itu tanpa menunjukkkan perbaikan atas kinerja masa lalu. Setiap siswa diberikan sebuah skor dasar, yang dihitung dari kinerja rata-rata siswa pada kuis serupa sebelumnya. Kemudian siswa memperoleh poin untuk timnya didasarkan pada berapa banyak skor kuis mereka melampaui skor dasar mereka.
6. rekognisi tim
Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu
Menurut Slavin ( 2005: 151) STAD terdiri atas sebuah siklus interaksi kegiatan regular, sebagai berikut:
Mengajar. Menyampaikan pelajaran
Belajar Tim. Para siswa bekerja dengan lembar kegiatan dalam tim mereka untuk menguasai materi
Tes. Para siswa mengerjakan kuis individual.
Rekognisi tim. Skor tim dihitung berdasarkan skor kemajuan.
1. Mengajar
Ide utama : mempresentasikan pelajaran
Materi yang dibutuhkan : rencana pelajaran
Pendahuluan. Katakan kepada siswa apa yang akan dipelajarinya dan mengapa itu penting. Bangkitkan keingintahuan siswa dengan sebuah demonstrasi yang mengundang pertanyaan, masalah kehidupan sehari-hari yang nyata atau dengan cara-cara yang lain.secara singkat bahas ulang setiap ketramoilan atau informasi prasyarat.
Presentasi. Upayakan tidak menyimpang dari tujuan yang akan diujikan. Fokus pada makna, bukan pada hafalan. Cara aktif demontrasikan konsep-konsep atau ketrampilan-ketrampilan, dengan menggunakan alat bantu visual, manipulatif dan banyak contoh.
Buatlah agar para siswa mengerjakan soal atau contoh- contoh soal aatau membahasjawaban atas pertanyaan guru. Dapat mengijinkan semua tim berdiskusi diantara mereka sendiri tentang jawaban atas pertanyaan guru. Kemudian tunjuklah secara acak untuk menyajikan kesepakatan jawaban tim mereka.
2. Belajar tim
Ide utama : para siswa belajar pada tim mereka.
Materi yang dibutuhkan : dua lembar jawaban untuk tiap tim
Selama masa belajar tim, tugas para anggota tim adalah menguasai materi yang disampaikan didalam kelas dan membantu teman sekelasnya untuk menguasai materi tersebut. Para siswa mempunyai lembar kegiatan dan lembar jawaban yang dapat mereka gunakan untuk melatih kemampuan selama proses pengajaran dan untuk menilai diri mereka sendiri dan teman sekelasnya. Pada hari pertama kerja tim dalam STAD, guru harus menjelaskan kepada para siswa apa artinya bekerja dalam tim. Sebelum mulai kerja tim bahaslah aturan tim sebagai berikut.
1. Para siswa mempunyai tanggung jawab untuk memastikan bahwa teman satu tim mereka telah mempelajari materinya.
2. Tidak ada yang boleh berhenti belajar sampai semua teman satu tim menguasai pelajaran tersebut.
3. Mintalah bantuan dari semua teman satu tim untuk membantu temanya sebelum teman mereka bertanya kepada guru.
4. Teman satu tim boleh saling berbicara satu sama lain dengan cara pelan.
Lanjutkan dengan langkah – langkah belajar tim sebagai berikut :
1. Mintalah tim bersama-sama mengatur meja mereka atau pindah ke meja-meja tim yang tersedia.
Berikan tim waktu sekitar 10 menit untuk memilih nama tim apabila tim yang tidak dapat mencapai kesepakatan mengenai nama tim saat itu dapat menentukannya kemudian.
2. Bagikan lembar kegiatan dan lembar jawaban (dua untuk masing-masing tim).
3. Katakan kepada siswa untuk bekerja secara berpasangan atau bertiga. Apa bila ada soal (seperti dalam matematika atau sains), setiap siswa dalam sebuah pasangan atau yang bertiga harus mengerjakan sosl itu secara individual,baru kemudian mengecek pada mitranya. Apa bila ada siswa yang tidak dapat mengerjakan soal, teman satu timnya bertanggung jawab untuk menjelaskan soal tersebut.apabila siswa mengerjakan sosal-soal jawaban singkat, mereka dapat saling tanya jawab dengan mitra yang bergantian memegang kunci jawaban atau berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan iti sendiri.
4. Tekankan kepada para siswa bahwa mereka belum selesai belajar sampai mereka yakin bahwa teman satu tim mereka akan mendapatkan poin 100 untuk kuisnya.
5. Pastikan para siswa memahami bahwa lembar kegiatan adalah untuk belajar bukan sekedar untuk diisi dan dipindah tangankan.
6. Buatlah para siswa saling menjelaskan jawaban satu sama lain daripada hanya sekedar saling mencocokkan jawaban.
7. Ingatkan para siswa bahwa apabila mereka mempunyai pertanyaan, mereka harus bertanya pada semua teman satu timnya terlebih dahulu sebelum bertanya kepada guru.
8. Sewaktu para siswa sedang bekerja dalam tim, guru harus berkeliling kelas, pujilah tim yang bekerja dengan baik, duduklah dengan tiap tim untuk mendengar para anggota tim bekerja, dan sebagainya.
3. Tes (ujian)
Gagasan utama : kuis individual
Materi yang dibutuhkan: satu kuis tiap anak.
- Bagikan kuisnya dan berikan waktu yang sesuai kepada para siswa untuk menyelesaikannya. Jangan biarkan para siswa bekerjasama mengerjakan kuis tersebut : pada sat ini para siswa harus memperlihatkan apa yang mereka telah pelajari secara individual. Buatlah para siswa memindahkan mejanya supaya terpisah jika memungkinkan.
- Biarkan siswa bertukar kertas dengan anggota tim lain ataupun mengumpulkan kuisnya untuk dinilai setelah kelas selesai. Pastikan skor kuis dan skor tim dihitung tepat pada waktunya untuk digunakan pada kelas selanjutnya.
4. rekognisi tim
Gagasan utama : menghitung skor kemajuan individual dan skor tim dan memberikan sertifikat atau bentuk penghargaan tim lainnya.
Poin kemajuan. Para siswa mengumpulkan poin untuk tim mereka berdasarkan tingkat dimana skor kuis mereka
Skor Kuis | Poin kemajuan |
Lebih dari 10 poin dibawah skor awal | 5 |
10-1 poin dibawah skor awal | 10 |
Skor awal sampai 10 poin diatas skor awal | 20 |
Lebih dari 10 poin diatas skor awal | 30 |
Kertas jawaban sempurna (terlepas dari skor awal) | 30 |
Skor tim. Untuk menghitung skor tim, catatlah setiap poin kemajuan semua anggota tim pada lembar rangkuman tim dan bagilah jumlah total poin kemajian seluruh anggota tim dengan jumlah anggota tim yang hadir bulatkan semua pecahan. Untuk diingat bahwa skor tim lebih tergantung pada skor kemajuan dari pada skor awal.
Tiga macam tingkatan penghargaan diberikan disini. Ketiganya didasarkan pada rata-rata skor tim, sebagai berikut:
Kriteria (rata-rata tim) | Penghargaan |
15 | TIM BAIK |
16 | TIM SANGAT BAIK |
17 | TIM SUPER |
f. implementasi pendekatan koperatif Tipe STAD pada pembelajaran matematika materi operasi bilangan bulat kelas IV
1. Standar Kompetensi : 5. Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat
Kompetensi Dasar : 5.2. Menjumlahkan bilangan bulat
Indikator : 1. Operasi penjumlahan pada bilangan bulat
Persiapan : Guru mempersiapkan manik positif negatif kemudian membagi kelas ke dalam beberapa kelompok yang setiap kelompok terdiri dari empat orang siswa, kriteria anggota dalam satu kelompok yaitu harus heterogen yang mempunyai kinerja akademik yang tinggi, sedang dan rendah. Kemudian guru menginformasikan aturan- aturan dalam tim.
LANGKAH– LANGKAH STAD | IMPLEMENTASI | ||||
1. Presentasi Kelas | Guru menyajikan materi yang akan dipelajari yaitu tentang operasi bilangan bulat. Contoh : -2 + 4 = ....? Guru mempresentasikan -2 berarti sebanyak dua manik negatif -2 = +4 berarti sebanyak empat manik positif +4= Jika satu manik positif berpasangan dengan satu manik negatif nilainya adalah nol 0 = Maka Bersisa positif dua = Jadi -2 =4 = 2 | ||||
2. Belajar Tim | Guru menjelaskan kepada siswa apa arti bekerja dalam tim. Tim yang telah dibuat dalam kegiatan awal tadi diberi LKS yang berupa kuis,kunci jawaban dan manik positif negatif untuk didiskusikan bersama timnya LEMBAR KERJA SISWA Petunjuk umum 1 . Bacalah soal di bawah ini! 2. Pasangkanlah manik positif dan manik negatif! 3. Tentukanlah hasil penjumlahan berdasarkan sisa yang tidak mendapat pasangan! 4. Kerjakanlah secara individu terlebih dahulu! 5. Cocokkan dan diskusikanlah dengan teman satu timmu! Petunjuk khusus: Kerjakanlah kuis-kuis dibawah ini dengan jawaban yang tepat! 1. 9 + (-5) = ...? Penyelesaian 9 = (-5) = Manik yang tidak mendapat pasangan sebanyak..... Jadi 9 + (-5) = .... 2. 8 + (-3)= ...? Penyelesaian 8 = (-3)= Manik yang tidak mendapat pasangan sebanyak..... Jadi 8 + (-3)= .... 3. -8 + (-4)= ...? penyelesaian -8 = (-4) = Manik yang tidak mendapat pasangan sebanyak.... Jadi -8 + (-4)= .... 4. (-4) + 11 = ....? Penyelesaian -4 = 11 = Manik yang tidak mendapat pasangan sebanyak.... Jadi (-4) + 11 = .... KUNCI JAWABAN 1. = 4 2. =5 3. = 12 4. = 7 Pada waktu kerja tim, anggota tim harus mengerjakan permasalahan diatas secara individu. Setelah selesai mengerjakan, tiap anggota tim saling mengoreksi jawaban teman yang lain dalam satu tim dengan mencocokkan kunci jawaban yang ada. Bagi anggota tim yang mengetahui jawabannya memberikan penjelasankepada anggota tim sehingga semua anggota tim menguasaimmateri yang dipelajari. Pada saat siswa mengerjakan kuis guru berkeliling ke seluruh penjuru kelas, memberikan pujian kepada anggota tim yang bekerja dengan baik serta duduk bersama tim untuk mendengar mereka berdiskusi. | ||||
3. Kuis Individual | Ketentuannya : a. Guru membagikan kuis individual dan siswa diberi waktu yang cukup untuk menyelesaikan. b. Setiap siswa mendapatkan satu kuis. c. Siswa tidak diperbolehkan kerja sama dalam mengerjakan kuis. d. Siswa diminta untuk menggeser kursinya agar saling berjauhan dan tidak dapat bekerjasama. e. Siswa tidak diperbolehkan untuk bertukar lembar jawaban dengan anggota tim lain atau mengumpulkan pekerjaan teman. f. guru dan siswa membahas kuis yang dikerjakan. Lembar kerja siswa ( kuis individual ) Mata pelajaran: matematika Kuis: penjumlahan dua bilangan bulat. Kerjakanlah soal-soal dibawah ini dengan tepat! 1. -12 + (-9) = .... 2. -18 + 10 = .... 3. -32 + 18 = .... 4. -16 + (-11) = .... 5. -21 + 35 = .... 6. 14 – (-8) = .... 7. 4 + (-17) = .... 8. 23 + (-8) = .... 9. -25 + 11 = .... 10. -13 + 18 = .... | ||||
4. Rekognisi Tim | a. Setelah melakukan kuis, guru menghitung skor kemajuan individual yang dicatat pada lembar skor kuis dan skor tim pada lembar rangkuman tim. Para siswa harus mengumpulkan poin untuk tim mereka. b. Guru mencatat tiap poin kemajuan kapada semua anggota tim pada lembar rangkuman tim. Guru membagi jumlah total poin seluruh anggota tim dengan jumlah anggota tim yang hadir. c. Guru memberikan penghargaan kepada anggota tim yang mempunyai skor tinggi. Penghargaan yang diberikan berupa sertifikat yang bertuliskan tim baik, tim sangat baik dan tim super. Pemberian panghargaan ini akan memunculkan semangat belajar siswa untuk menjadi yang terbaik d. Guru dan siswa membuat kesimpulan Dari kegiatan diatas dapat disimpulkan : operasi penjumlahan bilangan bulat
|
2. Standar Kompetensi : 5. Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat
Kompetensi Dasar : 5.2. Mengurangkan bilangan bulat
Indikator : 1. Operasi pengurangan pada bilangan bulat
Persiapan : Guru menyiapkan manik positif dan negatif serta membagi kelas ke dalam beberapa kelompok yang setiap kelompok terdiri dari empat orang siswa, kriteria anggota dalam satu kelompok yaitu harus heterogen yang mempunyai kinerja akademik yang tinggi, sedang dan rendah. Kemudian guru menginformasikan aturan- aturan dalam tim.
LANGKAH– LANGKAH STAD | IMPLEMENTASI | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
1. Presentasi Kelas | Guru menyajikan materi yang akan dipelajari yaitu tentang operasi bilangan bulat. Contoh : 3- 4 = ....? Guru mempresentasikan: 3 manik positif dikurangi 4 manik positif, tidak bisa maka 3 manik positif dibantu 4 pasang Kemudian ambil 4 manik positif, maka menjadi 3 pasang manik sisa 1 manik negatif, jadi hasilnya adalah -1 Jadi 3 – 4 = -1 Contoh : -2 – ( -3 ) = ....? Guru mempresentasikan: 2 manik negatif dikurangi 3 manik negatif, tidak bisa maka 2 manik negatif dibantu 3 pasang Kemudian ambil 3 manik negatif, maka menjadi 2 pasang manik sisa 1 manik positif, jadi hasilnya adalah + 1 Jadi -2 – ( - 3 ) = 1 Contoh : -3 - 2 = ....? Guru mempresentasikan: 3 manik negatif dikurangi 2 manik positif, tidak bisa maka 3 manik negatif dibantu 2 pasang Kemudian ambil 2 manik positif, maka menjadi 5 manik negatif, jadi hasilnya adalah -5 Jadi -3 -2 = -5 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2. Belajar Tim | Guru menjelaskan kepada siswa apa arti bekerja dalam tim. Tim yang telah dibuat dalam kegiatan awal tadi diberi LKS yang berupa kuis,kunci jawaban dan karu positif negatif untuk didiskusikan bersama timnya LEMBAR KERJA SISWA Petunjuk umum 1 . Bacalah soal di bawah ini! 2. Pasangkanlah kartu positif dan kartu negatif! 3. Tentukanlah hasil penjumlahan berdasarkan sisa yang tidak mendapat pasangan! 4. Kerjakanlah secara individu terlebih dahulu! 5. Cocokkan dan diskusikanlah dengan teman satu timmu! Petunjuk khusus: Kerjakanlah kuis-kuis dibawah ini dengan jawaban yang tepat! 1. 4 – 3 = ....? Sebanyak 4 manik positif dikurangi 3 manik positif dikurangi Maka hasilnya = .... Jadi 4 – 3 = ... 2. -5 – 3 = ....? Sebanyak 5 manik negatif dikurangi 3 manik positif Tidak bisa maka 5 manik positif diberi 3 pasang Kemudian ambil 3 manik positif. Maka hasilnya = .... Jadi -5 - 3 = .... 3. -3 – ( -4 ) = ....? Sebanyak 3 manik negatif dikurangi 4 manik negatif. Tidak bisa, maka 3 manik negatif diberi 4 pasang Kemudian ambil 4 manik negatif. Maka hasilnya = .... Jadi -3 – (-4) = .... 4. 4– ( -6 ) = ....? Sebanyak 5 manik positif dikurangi 6 manik negatif Tidak bisa, maka 5 manik positif diberi 6 pasang Kemudian ambil 6 manik negatif. Maka hasilnya= .... Jadi 4 – (-6 ) = .... JAWABAN 1. = 1 2. = ( -8 ) 3. 3 pasang dan 1 manik positif = 1 4. = 10 Pada waktu kerja tim, anggota tim harus mengerjakan permasalahan diatas secara individu. Setelah selesai mengerjakan, tiap anggota tim saling mengoreksi jawaban teman yang lain dalam satu tim dengan mencocokkan kunci jawaban yang ada. Bagi anggota tim yang mengetahui jawabannya memberikan penjelasankepada anggota tim sehingga semua anggota tim menguasaimmateri yang dipelajari. Pada saat siswa mengerjakan kuis guru berkeliling ke seluruh penjuru kelas, memberikan pujian kepada anggota tim yang bekerja dengan baik serta duduk bersama tim untuk mendengar mereka berdiskusi. | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
3. Kuis Individual | Ketentuannya : a. Guru membagikan kuis individual dan siswa diberi waktu yang cukup untuk menyelesaikan. b. Setiap siswa mendapatkan satu kuis. c. Siswa tidak diperbolehkan kerja sama dalam mengerjakan kuis. d. Siswa diminta untuk menggeser kursinya agar saling berjauhan dan tidak dapat bekerjasama. e. Siswa tidak diperbolehkan untuk bertukar lembar jawaban dengan anggota tim lain atau mengumpulkan pekerjaan teman. f. guru dan siswa membahas kuis yang dikerjakan. Lembar kerja siswa ( kuis individual ) Mata pelajaran: matematika Kuis: penjumlahan dua bilangan bulat. Kerjakanlah soal-soal dibawah ini dengan tepat! 1. 8 – 6 = .... 2. 7 – 9 = .... 3. 21 – 7 = .... 4. 10 – ( -3 ) = .... 5. 12 – ( -5 ) = .... 6. -7 – 8 = .... 7. -9 – 7 = .... 8. 11 – 24 = .... 9. -23 – ( -8) = .... 10. -23 – (-41) = .... | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
4. Rekognisi Tim | a. Setelah melakukan kuis, guru menghitung skor kemajuan individual yang dicatat pada lembar skor kuis dan skor tim pada lembar rangkuman tim. Para siswa harus mengumpulkan poin untuk tim mereka. b. Guru mencatat tiap poin kemajuan kapada semua anggota tim pada lembar rangkuman tim. Guru membagi jumlah total poin seluruh anggota tim dengan jumlah anggota tim yang hadir. c. Guru memberikan penghargaan kepada anggota tim yang mempunyai skor tinggi. Penghargaan yang diberikan berupa sertifikat yang bertuliskan tim baik, tim sangat baik dan tim super. Pemberian panghargaan ini akan memunculkan semangat belajar siswa untuk menjadi yang terbaik d. Guru dan siswa membuat kesimpulan Dari kegiatan diatas dapat disimpulkan : operasi pengurangan bilangan bulat
|
2. Kajian Empiris
Penelitian yang dilakukan oleh Puji Rahayu (2010) menunjukkan dengan pendekatan kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kemampuan penggunaan KPK dan FPB siswa kelas IV SDN Pakunden 2 Kota Blitar, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sumarnani Frans Diana (2010) menunjukkan adanya peningkatan kemampuan rata- rata hitung dan modus sekumpulan data melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD di SDN Purwodadi II Kecamatan Purwodadi Kabupaten Pasuruan. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Yunaningsih (2010) menunjukkan dengan pendekatan koperatif tipe STAD hasil belajar Matematika pengukuran sudut di SDN Pakunden 2 Kecamatan Sukorejo Kabupaten Blitar meningkat.
3. Kerangka berfikir
Pembelajaran Matematika dikelas ditekankan pada penguasaan konsep matematika dengan pengalaman sehari-hari atau keadaan real dilapangan, oleh karena itu dalam pembelajaran matematika harus dirasakan mudah dan menyenangkan bagi siswa. Maka guru dituntut untuk menciptakan suatu model pembelajaran yang menyenangkan. Dalam model pembelajaran yang menyenangkan siswa dituntut untuk aktif.
Salah satu model pembelajaran yang menuntut siswa untuk aktif adalah pembelajaran tim siswa kelompok prestasi ( Student Teams Achievement Division). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan STAD yang memberikan kesempatan siswa bekerjasama dengan teman dalam satu tim.
Pembelajaran matematika dengan metode ini memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif dan langsung dalam pembelajaran, mengembangkan kemampuan individual, serta untuk melatih siswa untuk bertanggung jawab. Pembelajaran tipe STAD memungkinkan terciptanya suasana kelas yang kondusif untuk belajar dan secara individu siswa akan secara aktif. Hal ini akan berpengaruh pada kualitas pembelajaran sehingga akan berdampak positif terhadap pencapaian hasil belajar yang lebih baik.
4. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan penelitian ini adalah dengan menggunakan dan menerapkan pendekatan kooperatif tipe STAD maka kualitas pembelajaran matematika materi operasi bilangan bulat siswa kelas IV SDN Yosorejo dapat ditingkatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar