Laman

Sabtu, 16 Juli 2011

Proposal PTK Kelas V SD 1


A.    Judul
Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Numbered Heads Together ( NHT) Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Sawangan

B.     Bidang Kajian
Strategi Pembelajaran dan Pembelajaran Inovatif

C.    Pendahuluan
1.      Latar Belakang Masalah
            Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar tingkat SD/MI dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah bahwa standar kompetensi dan kompetensi I dasar matematika disusun sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Selain itu, dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan idea tau gagasan dengan menggunakan symbol, tabel, diagram, dan media lain.
            Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika secara kuat sejak dini (Standar isi 2006).
            Di dalam GBPP mata pelajaran matematika SD disebutkan bahwa tujuan yang hendak dicapai dari pembelajaran matematika  yaitu: menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung (menggunakan bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari. Menumbuhkan kemampuan siswa, yang dapat dialihgunakan, melalui kegiatan matematika. Mengembangkan pengetahuan dasar matematika sebagai bekal lanjut di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP). Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin. (Depdikbud, 1993:40). Sedangkan tujuan mata pelajaran matematika yang tercantum dalam KTSP pada SD/MI yaitu: Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang pendekatanmatematika, menyelesaikan pendekatandan menafsirkan solusi yang diperoleh. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, table, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah (Depdiknas, 2006 : 417). Adapun ruang lingkup materi atau bahan kajian matematika di SD/MI mencakup : bilangan, geometri dan pengukuran, dan Pengolahan data.
Menurut Karso (1993:124) matematika mempelajari tentang pola keteraturan, tentang struktur yang terorganisasikan. Konsep-konsep matematika tersusun secara hirarkis, terstruktur, logis, dan sistematis mulai dari konsep yang paling sederhana sampai pada konsep yang paling kompleks. Skemp (1971:36) menyatakan bahwa dalam belajar matematika meskipun kita telah membuat semua konsep itu menjadi baru dalam pikiran kita sendiri, kita hanya bisa melakukan semua ini dengan menggunakan konsep yang kita capai sebelumnya. Dengan demikian dalam mempelajari matematika, konsep sebelumnya harus benar-benar dikuasai agar dapat memahami konsep-konsep selanjutnya. Disamping itu pembelajaran matematika hendaknya bermakna, yaitu pembelajaran yang mengutamakan pengertian atau pemahaman konsep dan penerapannya dalam kehidupan. Agar suatu kegiatan belajar mengajar menjadi suatu pembelajaran yang bermakna maka kegiatan belajar mengajar harus bertumpu pada cara belajar siswa aktif (CBSA). Menurut Chickering dan Gamson (Bonwell dan Eison, 1991:1) dalam belajar aktif siswa harus melakukan sesuatu yang lebih dari sekedar mendengarkan, untuk bisa terlibat aktif para siswa itu harus terlibat dalam tugas yang perlu pemikiran tingkat tinggi seperti tugas analisis, sintesis, dan evaluasi. Oleh karena itu dalam rangka mewujudkan CBSA guru harus berusaha mencari metode mengajar yang dapat menyebabkan siswa aktif belajar.
Menurut hasil observasi yang dilakukan peneliti pada 19 November 2010 bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran matematika di kelas V SD N 2 Sawangan, Alian Kebumen masih belum maksimal. Karena dalam pembelajaran Matematika kurang adanya motivasi yang diberikan guru kepada siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dalam kegiatan belajar mengajar. Guru hanya menggunakan metode ceramah saat memberikan materi. Guru belum menggunakan inovasi dalam pembelajaran. Guru kurang memperhatikan keaktifan siswa pada saat proses belajar. Guru kurang memperhatikan hasil pekerjaan tugas siswa, baik tugas di kelas maupun tugas rumah (PR). Sedangkan dari siswa itu sendiri rendahnya minat dan motivasi belajar  dalam mata pelajaran matematika. Siswa kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Kemampuan siswa dalam menyerap materi ajar yang diajarkan sangat rendah. Selain itu, guru tidak memanfaatkan media dengan baik saat kegiatan mengajar. Guru juga tidak menggunakan media selama proses pembelajaran. Hal tersebut menyebabkan siswa kurang tertarik dengan materi dan akan cepata merasa jenuh.
Dari beberapa pencapaian hasil belajar pelajaran matematika pada siswa kelas V semester I tahun pelajaran 2010/2011 masih banyak siswa yang nilainya dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 60. Data hasil belajar ditunjukkan dengan nilai terendah 35 dan nilai tertinggi 90 dengan rerata kelas 56,84. Data hasil belajar dan pelaksanaan mata pelajaran tersebut perlu sekali proses pembelajaran untuk ditingkatkan kualitasnya.
Berdasarkan diskusi peneliti dengan guru kelas V untuk memecahkan masalah pembelajaran tersebut tim kolaborasi menetapkan alternative tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dapat mendorong keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran dan meningkatkan kreativitas guru. Maka peneliti menggunakan pendekatan kooperatif tipe NHT. Pendekatan kooperatif tipe NHT adalah suatu pendekatan pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas (Rahayu, 2006). NHT pertama kali dikenalkan oleh Spencer Kagan dkk (1993). NHT adalah bagian dari pendekatan kooperatif struktural, yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur Kagan menghendaki agar para siswa bekerja saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. Struktur tersebut dikembangkan sebagai bahan alternatif dari sruktur kelas tradisional seperti mangacungkan tangan terlebih dahulu untuk kemudian ditunjuk oleh guru untuk menjawab pertanyaan yang telah dilontarkan. Suasana seperti ini menimbulkan kegaduhan dalam kelas, karena para siswa saling berebut dalam mendapatkan kesempatan untuk menjawab pertanyaan peneliti (Tryana, 2008). Dalam pendekatan kooperatif tipe NHT  ada 4 tahap kegiatan. Pertama, siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri dari 3-5 orang. Misalnya setiap kelompok terdiri atas 4 anngota. Setiap anggota kelompok diberi satu nomor 1, 2, 3, dan 4. Kedua, guru menyampaikan pertanyaan. Ketiga, berpikir bersama, siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban itu. Keempat, guru menyebut nomor (1, 2, 3, atau 4) dan siswa dengan nomor yang bersangkutan yang harus menjawab (Widdiharto, 2004:18). Menurut Muhammad Nur (2005) pendekatan kooperatif tipe NHT pada dasarnya merupakan sebuah variasi diskusi kelompok dengan ciri khasnya adalah guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya tanpa memberitahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompoknya tersebut. Sehingga cara ini menjamin keterlibatan total semua siswa. Cara ini upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam dalam diskusi kelompok. Menurut Kagan (2007) pendekatan kooperatif tipe NHT ini secara tidak langsung melatih siswa untuk saling berbagi informasi, mendengarkan dengan cermat serta berbicara dengan penuh perhitungan, sehingga siswa lebih produktif dalam pembelajaran.
Melalui alternative tindakan pemecahan masalah dengan menggunakan pendekatan kooperatif tipe NHT  tersebut di harapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran matematika, dimana siswa mampu memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan mengaplikasikan konsep secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. Selain itu, dapat memacu siswa untuk berperan aktif dalam setiap pembelajaran matematika.
Dari ulasan latar belakang tersebut diatas maka peneliti akan mengkaji melalui penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Sawangan Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen”.


2.      Perumusan Masalah dan Pemecahan Masalah
a.      Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Bagaimanakah meningkatkan kualitas pembelajaran matematika melalui pendekatan kooperatif tipe NHT pada siswa kelas V SD Negeri 2 Sawangan Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen?
Adapun rumusan masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut :
1)    Apakah pendekatan kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran matematika SD N 02 Sawangan?
2)    Apakah pendekatan  kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas V SD Negeri 2 Sawangan Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen dalam pembelajaran matematika ?
3)    Apakah pendekatan kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan iklim belajar pada pembelajaran matematika di SD Negeri 2 Sawangan Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen?
4)    Apakah pendekatan kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 2 Sawangan Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen dalam pembelajaran matematika?

b.      Pemecahan Masalah
Dengan melihat aktivitas siswa rendah, hasil belajar siswa rendah, iklim belajar di kelas kurang baik, serta kinerja guru dalam pembelajaran matematika juga rendah, sehingga diambil tindakan melalui pendekatan kooperatif tipe NHT, adapun langkah-langkah tindakan tersebut adalah:
Langkah 1. Persiapan
Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan Pendekatan kooperatif tipe NHT.
Langkah 2. Pembentukan kelompok
Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan pendekatan kooperatif tipe NHT. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 4 sampai 5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes (pre-test) sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok.
Sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai, guru memperkenalkan keterampilan kooperatif dan menjelaskan tiga aturan dasar dalam pembelajaran kooperatif yaitu :
a)      Tetap berada dalam kelas
b)      Mengajukan pertanyaan kepada kelompok sebelum mengajukan pertanyaan kepada guru
c)      Memberikan umpan balik terhadap ide-ide serta menghindari saling mengkritik sesama siswa dalam kelompok
Langkah 3. Diskusi masalah
Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok, setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa setiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari spesifik sampai yang bersifat umum.
Langkah 4. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban
Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.
Langkah 5. Memberi kesimpulan
Guru memberikan kesimpulan atau jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.
Langkah 6. Memberikan penghargaan
Pada tahap ini, guru memberikan penghargaan berupa kata-kata pujian pada siswa dan memberi nilai yang lebih tinggi kepada kelompok yang hasil belajarnya lebih baik.

3.      Tujuan Penelitian
a.   Tujuan Umum
Meningkatkan kualitas pembelajaran matematika melalui pendekatan kooperatif tipe NHT pada siswa kelas V SD Negeri 2 Sawangan Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen.
b.   Tujuan Khusus
1)         Meningkatkan kinerja guru di SD Negeri 2 Sawangan Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan kooperatif tipe NHT.
2)         Meningkatkan aktivitas siswa kelas V SD Negeri 2 Sawangan Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan kooperatif tipe NHT.
3)         Meningkatkan iklim belajar pembelajaran matematika dengan pendekatan kooperatif tipe NHT .
4)         Meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas V SD Negeri 2 Sawangan Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen dengan pendekatan kooperatif tipe NHT .

4.      Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik yang bersifat teoritis dan praktis. Secara teoritis, pendekatan kooperatif tipe NHT mampu meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga dapat menjadi acuan teori untuk kegiatan penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pembelajaran matematika. Selebihnya menambah hasanah bagi dunia pendidikan. Sedangkan secara praktis hasil penelitian ini dapat bermanfaat:
a.       Siswa
1)      Siswa lebih aktif dalam pembelajaran matematika
2)      Siswa lebih termotivasi dan berminat dalam mengikuti proses pembelajaran
b.      Guru
1)      Meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran
2)      Meningkatkan kreativitas guru dalam pembelajaran
3)      Melalui penggunaan pendekatan kooperatif tipe NHT guru dapat meningkatkan pemahaman siswa pada saat pembelajaran
c.       Lembaga
Melalui penggunaan pendekatan kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di SD Negeri 2 Sawangan Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar