MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOUNAMENT
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika SD
Dosen Pengampu : Nursiwi Nugraheni
Disusun oleh :
1. Hermawan Purnomo Aji 1402408032
2. Khoirudin Akhmad Fauzi 1402408313
3. Eviana Rahmatika 1402408101
4. Saodah 1402408127
5. Kristina Murti Anissa 1402408188
6. Melan Ayu Ninda Karista 1402408225
7. Maoidatul Dwi K 1402408303
8. Saila Ainun Ni’mah 1402408330
Rombel 03
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu bangsa bisa dikatakan berhasil apabila pendidikan dalam bangsa tersebut maju. Masalah yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan. Hal tersebut dapat dilihat dari kenyataan bahwa selama ini pembelajaran di sekolah masih berorientasi pada target penguasaan materi, terbukti dengan keberhasilan siswa dalam kompetensi mengingat jangka pendek pada materi pelajaran. Proses pembelajaran yang monoton sehingga praktek pengajaran memberikan kesan kurang menarik bahkan membosankan. Permasalahan utama dalam proses belajar mengajar antara lain siswa kurang memiliki motivasi dalam belajar. Siswa memandang pelajaran tertentu sebagai pelajaran yang membosankan sehingga siswa menjadi pasif, bosan, dan mengantuk pada saat pelajaran berlangsung.
Model pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) adalah salah satu alternatif dalam memperbaiki cara-cara mengajar yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran di kelas. Model pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) dirasa menyenangkan bagi siswa karena tidak hanya pelajaran yang monoton yang diutamakan, melainkan juga melalui permainan dan kerjasama antar siswa. Melalui model pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) diharapkan siswa tidak bosan dalam belajar sehingga hasil belajar siswa maksimal.
Dengan adanya penerapan Model pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT), siswa dipacu untuk dapat bekerja sama melalui kerja kelompok sehingga secara tidak langsung siswa dituntut untuk dapat bekerja dalam tim dan melatih rasa tanggung jawab yang kelak akan berguna dalam masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Model Pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT)?
2. Bagaimana tahapan dalam pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT)?
3. Bagaimana penerapan Model Pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) di dalam kelas?
C. Tujuan
1. Menambah wawasan mengenai model pembelajaran kooperatif.
2. Mengetahui pengertian Model Pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT).
3. Menjelaskan tahapan dalam pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT).
4. Menerapan Model Pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) di dalam kelas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT)
Pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok – kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Ada 5 komponen utama dalam komponen utama dalam TGT yaitu:
1. Penyajian kelas
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah, diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok.
2. Kelompok (team)
Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.
3. Game
Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Siswa yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan siswa untuk turnamen mingguan.
4. Turnamen
Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja. Turnamen pertama guru membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan seterusnya.
5. Team recognize (penghargaan kelompok)
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor 45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 30-40.
B. Tahapan Model Pembelajaran Times Games Tournaments
Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ada beberapa tahapan yang perlu ditempuh, yaitu :
(1) Mengajar (teach)
Mempersentasekan atau menyajikan materi, menyampaikan tujuan, tugas, atau kegiatan yang harus dilakukan siswa, dan memberikan motivasi.
(2) Belajar Kelompok (team study)
Siswa bekerja dalam kelompok yang terdiri atas 5 sampai 6 orang dengan kemampuan akademik, jenis kelamin, dan ras / suku yang berbeda. Setelah guru menginformasikan materi, dan tujuan pembelajaran, kelompok berdiskusi dengen menggunakan LKS. Dalam kelompok terjadi diskusi untuk memecahkan masalah bersama, saling memberikan jawaban dan mengoreksi jika ada anggota kelompok yang salah dalam menjawab.
(3) Permainan (game tournament)
Permainan diikuti oleh anggota kelompok dari masing – masing kelompok yang berbeda. Tujuan dari permainan ini adalah untuk mengetahui apakah semua anggota kelompok telah menguasai materi, dimana pertanyaan – pertanyaan yang diberikan berhubungan dengan materi yang telah didiskusikan dalam kegiatan kelompok.
(4) Penghargaan kelompok (team recognition)
Pemberian penghargaan (rewards) berdasarkan pada rerata poin yang diperoleh oleh kelompok dari permainan. Lembar penghargaan dicetak dalam kertas HVS, dimana penghargaan ini akan diberikan kepada tim yang memenuhi kategori rerata poin sebagai berikut.
Tabel 2.3 Kriteria Penghargaan Kelompok
Kriteria (Rerata Kelompok) | Predikat |
30 sampai 39 | Tim Kurang baik |
40 sampai44 | Tim Baik |
45 sampai 49 | Tik Baik Sekali |
50 ke atas | Tim Istimewa |
(Sumber Slavin, 1995 )
C. Penerapan Model Pembelajaran Teams Games Tournaments
Sesuai dengan pengertian diatas model pembelajaran TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok – kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing – masing. Dalam kerja kelompok guru memberikan LKS kepada setiap kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama – sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain bertanggungjawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya, sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru. Akhirnya untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menguasai pelajaran, maka seluruh siswa akan diberikan permainan akademik.
Dalam permainan akademik siswa akan dibagi dalam meja – meja turnamen, dimana setiap meja turnamen terdiri dari 5 sampai 6 orang yang merupakan wakil dari kelompoknya masing – masing. Dalam setiap meja permainan diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok yang sama. Siswa dikelompokkan dalam satu meja turnamen secara homogen dari segi kemampuan akademik, artinya dalam satu meja turnamen kemampuan setiap peserta diusahakan agar setara. Hal ini dapat ditentukan dengan melihat nilai yang mereka peroleh pada saat pre-test. Skor yang diperoleh setiap peserta dalam permainan akademik dicatat pada lembar pencatat skor. Skor kelompok diperoleh dengan menjumlahkan skor – skor yang diperoleh anggota suatu kelompok, kemudian dibagi banyaknya anggota kelompok tersebut. Skor kelompok ini digunakan untuk memberikan penghargaan tim berupa sertifikat dengan mencantumkan predikat tertentu.
Menurut Slavin pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5 langkah tahapan yaitu : tahap penyajian kelas (class precentation), belajar dalam kelompok (teams), permainan (geams), pertandingan (tournament), dan perhargaan kelompok ( team recognition). Berdasarkan apa yang diungkapkan oleh Slavin, maka model pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki ciri – ciri sebagai berikut.
a) Siswa Bekerja Dalam Kelompok – Kelompok Kecil
Siswa ditempatkan dalam kelompok – kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang berbeda. Dengan adanya heterogenitas anggota kelompok, diharapkan dapat memotifasi siswa untuk saling membantu antar siswa yang berkemampuan lebih dengan siswa yang berkemampuan kurang dalam menguasai materi pelajaran. Hal ini akan menyebabkan tumbuhnya rasa kesadaran pada diri siswa bahwa belajar secara kooperatif sangat menyenangkan.
b) Games Tournament
Dalam permainan ini setiap siswa yang bersaing merupakan wakil dari kelompoknya. Siswa yang mewakili kelompoknya, masing – masing ditempatkan dalam meja – meja turnamen. Tiap meja turnamen ditempati 5 sampai 6 orang peserta, dan diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok yang sama. Dalam setiap meja turnamen diusahakan setiap peserta homogen. Permainan ini diawali dengan memberitahukan aturan permainan. Setelah itu permainan dimulai dengan membagikan kartu – kartu soal untuk bermain (kartu soal dan kunci ditaruh terbalik di atas meja sehingga soal dan kunci tidak terbaca). Permainan pada tiap meja turnamen dilakukan dengan aturan sebagai berikut.
Pertama, setiap pemain dalam tiap meja menentukan dulu pembaca soal dan pemain yang pertama dengan cara undian. Kemudian pemain yang menang undian mengambil kartu undian yang berisi nomor soal dan diberikan kepada pembaca soal. Pembaca soal akan membacakan soal sesuai dengan nomor undian yang diambil oleh pemain. Selanjutnya soal dikerjakan secara mandiri oleh pemain dan penantang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam soal. Setelah waktu untuk mengerjakan soal selesai, maka pemain akan membacakan hasil pekerjaannya yang akan ditangapi oleh penantang searah jarum jam. Setelah itu pembaca soal akan membuka kunci jawaban dan skor hanya diberikan kepada pemain yang menjawab benar atau penantang yang pertama kali memberikan jawaban benar.
Jika semua pemain menjawab salah maka kartu dibiarkan saja. Permainan dilanjutkan pada kartu soal berikutnya sampai semua kartu soal habis dibacakan, dimana posisi pemain diputar searah jarum jam agar setiap peserta dalam satu meja turnamen dapat berperan sebagai pembaca soal, pemain, dan penantang. Disini permainan dapat dilakukan berkali – kali dengan syarat bahwa setiap peserta harus mempunyai kesempatan yang sama sebagai pemain, penantang, dan pembaca soal.
Dalam permainan ini pembaca soal hanya bertugas untuk membaca soal dan membuka kunci jawaban, tidak boleh ikut menjawab atau memberikan jawaban pada peserta lain. Setelah semua kartu selesai terjawab, setiap pemain dalam satu meja menghitung jumlah kartu yang diperoleh dan menentukan berapa poin yang diperoleh berdasarkan tabel yang telah disediakan. Selanjutnya setiap pemain kembali kepada kelompok asalnya dan melaporkan poin yang diperoleh berdasarkan tabel yang telah disediakan. Selanjutnya setiap pemain kembali kepada kelompok asalnya dan melaporkan poin yang diperoleh kepada ketua kelompok. Ketua kelompok memasukkan poin yang diperoleh anggota kelompoknya pada tabel yang telah disediakan, kemudian menentukan kriteria penghargaan yang diterima oleh kelompoknya.
c) Penghargaan Kelompok
Langkah pertama sebelum memberikan penghargaan kelompok adalah menghitung rerata skor kelompok. Untuk memilih rerata skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh oleh masing – masing anggota kelompok dibagi dengan dibagi dengan banyaknya anggota kelompok. Pemberian penghargaan didasarkan atas rata – rata poin yang didapat oleh kelompok tersebut. Dimana penentuan poin yang diperoleh oleh masing – masing anggota kelompok didasarkan pada jumlah kartu yang diperoleh oleh seperti ditunjukkan pada tabel berikut
Tabel 2.1 Perhitungan Poin Permainan Untuk Empat Pemain
Pemain dengan | Poin Bila Jumlah Kartu Yang Diperoleh |
Top Scorer | 40 |
High Middle Scorer | 30 |
Low Middle Scorer | 20 |
Low Scorer | 10 |
Tabel 2.2 Perhitungan Poin Permainan Untuk Tiga Pemain
Pemain dengan | Poin Bila Jumlah Kartu Yang Diperoleh |
Top scorer | 60 |
Middle scorer | 40 |
Low scorer | 20 |
(Sumber : Slavin, 1995:90)
Dengan keterangan sebagai berikut:
1. Top Scorer (skor tertinggi)
2. High Middle scorer ( skor tinggi )
3. Low Middle Scorer ( skor rendah )
4. Low Scorer ( skor terendah), ( skor sedang ).
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.
2. Komponen utama dalam TGT yaitu penyajian kelas, kelompok, game, turnamen, dan team recognize (penghargaan kelompok).
3. Tahapan dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu Mengajar (teach), Belajar Kelompok (team study), Permainan (game tournament), Penghargaan kelompok (team recognition)
B. Saran
1. Pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah salah satu alternatif model pembelajaran yang tepat digunakan di dalam kelas sehingga diharapkan sebagai calon guru SD kita mampu menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
2. Model pembelajaran kooperatif, tidak hanya tipe TGT sehingga sebagai calon guru SD kita diharapkan mampu menguasai berbagai macam jenis pembelajaran kooperatif.
3. Pembelajaran yang monoton tidak akan membuat siswa semangat dalam belajar sehingga sebagai guru harus mampu menjadi guru yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan bagi siswa sehingga siswa akan termotivasi dalam belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar