Laman

Rabu, 18 Januari 2012

Proposal PTK IPA SD - STAD


PROPOSAL PTK

A.     JUDUL PTK
“Peningkatan Kualitas Pembelajaran Ipa Pada Siswa Kelas V SSD Kesongo 02 Menggunakan Model Pembelajaran STAD (Student Teams-Achievement Divisions)

B.     BIDANG KAJIAN
Desain dan strategi Pembelajaran

C.     PENDAHULUAN
1.   Latar Belakang Masalah
Dalam KTSP (Kurikulum Tingkat Satuam Pendidikan) tahun 2007 telah disebutkan bahwa pengembangan KTSP berdasarkan bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta tanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut, pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sental berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.
Jean Piaget (dalam Ingridwati Kurnia, 2007) membagi tahapan-tahapan perkembangan kognitif menjadi empat periode, antara lain periode sensorimotor, periode praoperasional, periode operasional konkret, dan periode operasional formal (wikipedia.org). Pada rentang usia anak SD antara umur 6 sampai 12 tahun termasuk pada periode operasional konkret, yaitu periode di mana anak suka mengoperasikan benda konkret seperti mainan. Proses pembelajaran di SD hendaknya bersifat interaktif atau melibatkan peran serta seluruh siswa dalam proses pembelajaran tersebut. Materi diberikan tidak hanya sebatas teori saja tetapi juga secara praktik, terlebih lagi pada mata pelajaran IPA yang sukar dipahami jika sebatas teori saja, melainkan harus direalisasikan melalui praktikum. Maka dari itu diperlukan adanya alat peraga yang dapat dioperasikan secara langsung dan juga diperlukan adanya model pembelajaran yang interaktif.
Pembelajaran IPA  di sekolah selalu mengacu pada kurikulum IPA. Di dalam kurikulum  telah ditegaskan bahwa pembelajaran IPA harus menekankan pada penguasaan kompetensi melalui serangkaian proses ilmiah (Depdiknas, 2006). Proses pembelajaran IPA yang diharapkan adalah yang dapat mengembangkan keterampilan proses, pemahaman konsep, aplikasi konsep, sikap ilmiah siswa, serta mendasarkan kegiatan IPA  pada isu-isu yang berkembang di masyarakat,  (Horsley, et al, 1990:40-42).   Hasil kajian Depdiknas di lapangan menunjukkan masih banyak ditemukan pelaksanaan pembelajaran IPA menggunakan  metode ceramah sehingga siswa beranggapan bahwa IPA bersifat hafalan. Konsep-konsep IPA dalam proses pembelajaran di kelas kurang menekankan penguasaan Keterampilan Proses Sains (KPS), siswa jarang dilibatkan dalam kegiatan eksperimen dan  pembelajaran  kurang dikaitkan dengan fenomena dalam kehidupan sehari-hari. Struktur pembelajaran yang dikembangkan masih kurang menunjukkan struktur pembelajaran yang sesuai dengan hakekat IPA. Akibatnya sasaran hasil belajar siswa seperti yang ditegaskan di dalam kurikulum belum dapat dicapai secara optimal khususnya KPS. Di lapangan masih banyak guru yang belum siap untuk melaksanakannya dengan alasan sistem penilaian yang tidak mendukung, dan KPS dirasa tidak diperlukan karena tidak pernah dimunculkan dalam soal ujian.
Pada pembelajaran di kelas V SDN Kesongo 02, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang masih terdapat permasalahan khususnya pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya. Kriteria ketuntasan minimal untuk mata pelajaran IPA yaitu 6,00, sedangkan setelah diadakan pengumpulan data telah didapatkan informasi bahwa dari 37 siswa di kelas V tersebut masih terdapat lebih dari 22 siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal. Hal tersebut disebabkan adanya beberapa masalah di antaranya yaitu tidak adanya media mengakibatkan proses pembelajaran tidak bisa diterapkan secara praktikum dan juga guru mendominasi proses pembelajaran dengan metode ceramah saja. Walaupun siswa bersikap tenang dan tetap fokus pada penjelasan guru, tetap saja materi tidak ditangkap secara maksimal karena tidak dikenalkan secara riil.
Pengadaan alat peraga tentunya membutuhkan dana yang sangat besar. Permasalahan tersebut kurang bisa diatasi oleh pihak sekolah karena kurang adanya dana. Pada akhirnya siswa kurang berpartisipasi pada proses pembelajaran tanpa adanya alat peraga. Siswa hanya dapat mengenal alat-alat peraga sifat-sifat cahaya melalui pengamatan pada gambar saja. Siswa masih merasa asing dengan berbagai hal mengenai pengaplikasian sifat-sifat cahaya karena alat-alat tersebut tidak ditemuinya di kehidupan sehari-hari.
Pendekatan Konstruktivisme, dalam pendidikan dinyatakan bahwa guru tidak sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan dalam benaknya. Agar siswa dapat membangun sendiri pengetahuannya, maka dalam  pembelajaran IPA materi cahaya dapat menggunakan APM atau alat peraga murah untuk mengatasi permasalahan dana yang telah disebutkan tadi. Siswa dapat dibimbing untuk membuat alat peraga sendiri dari bahan-bahan yang ada di sekitarnya untuk memancing daya pikir dan kreatifitas siswa untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Dalam pendekatan konstruktivisme itu sendiri ada suatu model pembelajaran yang sederhana tetapi dapat membuat siswa bekerjasama dengan teman sekelompoknya agar menemukan pengetahuan sendiri berdasarkan hasil diskusi yang nantinya akan membagi ilmu yang didapat tersebut kepada teman-temannya melalui presentasi dan tanya jawab di depan kelas. Model pembelajaran tersebut yaitu model pembelajaran STAD (Student Teams-Achievement Divisions) yang bagus untk diterapkan di kelas V (Trianto, 2007).
Dari latar belakang di atas maka peneliti terdorong untuk memecahkan permasalahan pada kelas V mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya melalui penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran Ipa Pada Siswa Kelas V SSD Kesongo 02 Menggunakan Model Pembelajaran STAD (Student Teams-Achievement Divisions)”

 Download file proposal lengkap pada link berikut.
KajianPustaka
Kisi-Kisi Instrumen
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Metode Penelitian
Kajian Teoritis
Pendahuluan
Data dan Cara Pengumpulan Data

Reques artikel lainnya, kirim e-mail ke: momoy.dandelion@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar