PEMEBELAJARAN TERPADU
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Hakekat pendidikan di sekolah dasar bukanlah sebagai pendidikan akademik semata-mata yang berorientasi pada kemampuan akademik siswa, melainkan menekankan pada pembentukan kemelekwacanaan (literacy), kemampuan berkomunikasi dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar, kemampuan bernalar, dan kemampuan memecahkan masalah.
Keempat hal ini dibentuk melalui semua mata pelajaran yang seyogyanya diajarkan terpadu sesuai dengan sifat holistik siswa SD. Mata pelajaran hendaknya tidak diajarkan terpisah sebagai disiplin ilmu yang menekankan pada hafalan dan jawaban pasti dalam tes, namun kompetensi siswa yang seharusnya lebih ditekankan untuk dikembangkan.
Fenomena praktek pendidikan di SD yang terjadi selama ini menunjukkan kecenderungan sebagai berikut: (a.)Pembelajaran dilakukan oleh guru kelas dan mata pelajaran disajikan terpisah sebagai disiplin ilmu yang berdiri sendiri, (b)Guru umumnya mendominasi kelas dan menekankan pada aspek akademik, (c)Media pengajaran belum maksimal penggunannya, (d)Evaluasi terpaku pada kemampuan kognitif rendah seperti hafalan dan jawaban pasti.
Padahal hakikat perkembangan anak usia sekolah dasar adalah berpikir secara secara holistik. Anak melihat dunia sebagai sesuatu yang utuh, sebagaimana yang diamati oleh panca inderanya. Proses belajar anak selalu mengaitkan dengan pengalaman sebelumnya, kehidupan keseharian dan lingkungannya. Perkembangan aspek berpikir tidak dapat dipisahkan dari mental, sosial dan fisik anak, demikian pula sebaliknya. Perkembangan salah satu aspek terkait dengan aspek lainnya.
Penelitian oleh piaget(1969), Vigotsky (1960) juga menyarankan pendekatan terpadu dalam pembelajaran. Penelitian menyimpulkan bahwa belajar adalah sebuah proses keterpaduan yang rumit, yang tidak dapat dipisah-pisahkan dalam aspek tertentu atau disiplin-disiplin ilmu tertentu,seperti matematika,ipa dan bahasa. Siswa akan belajar dengan cara aktif bekerja dengan lingkungannya atau melalui kontak sosial dengan orang lain.
Pembelajaran terpadu adalah suatu konsep dapat dikatakan sebagai pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan kompetensi beberapa mata pelajaran dalam satu topik yang disebut dengan tema. Pendekatan ini dimaksudkan untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran terpadu siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan pembelajaran terpadu?
2. Bagaimanakah prinsip-prinsip pembelajaran terpadu?
3. Bagaimanakah karakteristik pembelajaran terpadu?
4. Apasajakah model-model dalam pembelajaran terpadu?
5. Bagaimanakah prosedur dan mekanisme perancangan rencana pelaksanaan pembelajaran terpadu di SD?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN TERPADU
Pembelajaran terpadu merupakan suatu model pembelajaran yang mencoba memadukan beberapa pokok bahasan. Salah satu diantaranya adalah memadukan pokok bahasan atau sub pokok bahasan atau bidang studi, keterangan seperti ini disebut juga dengan kurikulum (DEPDIKBUD,1990:3), atau pengajaran lintas bidang studi (Maryanto,1994:3).
Secara umum pembelajaran terpadu pada prinsipnya terfokus pada pengembangan perkembangan kemampuat siswa secara optimal, oleh karena itu dibutuhkan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran. Melalui pembelajaran terpadu siswa dapat pengalaman langsung dalam proses belajarnya, hal ini dapat menambah daya kemampuan siswa semakin kuat tentang hal-hal yang dipelajarinya.
Menurut Cohen dan Manion (1992) dan Brand (1991), terdapat tiga kemungkinan variasi pembelajaran terpadu yang berkenaan dengan pendidikan yang dilaksanakan dalam suasana pendidikan progresif yaitu kurikulum terpadu (integrated curriculum), hari terpadu (integrated day), dan pembelajaran terpadu (integrated learning).
Kurikulum terpadu adalah kegiatan menata keterpaduan berbagai materi mata pelajaran melalui suatu tema lintas bidang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna sehingga batas antara berbagai bidang studi tidaklah ketat atau boleh dikatakan tidak ada. Hari terpadu berupa perancangan kegiatan siswa dari sesuatu kelas pada hari tertentu untuk mempelajari atau mengerjakan berbagai kegiatan sesuai dengan minat mereka. Sementara itu, pembelajaran terpadu menunjuk pada kegiatan belajar yang terorganisasikan secara lebih terstruktur yang bertolak pada tema-tema tertentu atau pelajaran tertentu sebagai titik pusatnya (center core / center of interest).
Menurut Prabowo (2000:2), pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi. Pendekatan belajar mengajar seperti ini diharapkan akan dapat memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak didik kita. Arti bermakna disini dikarenakan dalam pembelajaran terpadu diharapkan anak akan memperoleh pemahaman terhadap konsep-konsep yang mereka pelajari dengan melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.
Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan belajar mengajar yang memperhatikan dan menyesuaikan dengan tingkat perkembangan anak didik (Developmentally Appropriate Practical). Pendekatan yang berangkat dari teori pembelajaran yang menolak drill-system sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak.
Langkah awal dalam melaksanakan pembelajaran terpadu adalah pemilihan/ pengembangan topik atau tema. Dalam langkah awal ini guru mengajak anak didiknya untuk bersama-sama memilih dan mengembangkan topik atau tema tersebut. Dengan demikian anak didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan pembuatan keputusan.
B. PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN TERPADU
Dalam menggunakan model pembelajaran terpadu, ada prinsip-prinsip yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut:
1. Prinsip Penggalian Tema
a. Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan memadukan banyak bidang studi.
b. Tema harus bermakna artinya bahwa tema yang dipilih untuk dikaji harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya.
c. Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak.
d. Tema yang dikembangkan harus mampu mewadahi sebagian besar minat anak.
e. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan penstiwa-peristiwa otentik yang terjadi dalam rentang waktu belajar.
f. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku, serta harapan dari masyarakat.
g. Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.
2. Prinsip Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu
a. Guru hendaknya jangan menjadi “single actor “ yang mendominasi pembicaraan dalam proses belajar mengajar.
b. Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerjasarna kelompok.
c. Guru perlu akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam poses perencanaan.
3. Prinsip Evaluasi
a. Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri di samping bentuk evaluasi lainnya.
b. Guru perlu mengajak siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang telah disepakati dalam kontrak.
4. Prinsip Waktu
Waktu pembelajaran terpadu bisa bermacam-macam, yaitu :
a. Pembelajaran terpadu yang dilaksanakan pada waktu tertentu, yaitu apabila materi yang dijalankan cocok sekali diajarkan secara terpadu.
b. Pembelajaran terpadu bersifat temporer, tanpa kepastian waktu dan bersifat situasional, dimana pelaksanaannya tidak mengikuti jadwal yang teratur, pelaksanaan pembalajaran terpadu secara spontan memiliki karakteristik dengan kegiatan belajar sesuai kurikulum yang isinya masih terkotak-kotak berdasarkan mata pelajaran. Walaupun demikian guru tetap harus merencanakan keterkaitan konseptual atau antar pelajaran, dan model jaring laba-laba memungkinkan dilaksanakan dengan pembelajaran terpadu secara spontan (tim pengembang PGSD, 1996).
c. Ada pula yang melaksanakan pembelajaran terpadu secara periodik, misalnya setiap akhir minggu, atau akhir catur wulan. Waktu-waktunya telah dirancang secara pasti.
d. Ada pula yang melaksanakan pembelajaran terpadu sehari penuh. Selama satu hari tidak ada pembelajaran yang lain, yang ada siswa belajar dengan yang diinginkan. Siswa sibuk dengan urusannya masing-masing. Pembelajaran ini dikenal dengan istilah “integrated day “ atau hari terpadu. Diawali dengan kegiatan pengelolaan kelas yang meliputi penyiapan aspek-aspek kegiatan belajar, alat-alat, media dan peralatan lainnya yang dapat menunjang terlaksananya pembelajaran terpadu. Dalam tahap perencanaan guru memberikan arahan kepada murid tentang kegiatan yang akan dilaksanakan, cara pelaksanaan kegiatan, dan cara siswa memperoleh bantuan guru.
5. Prinsip Reaksi.
Prinsip reaksi, dampak pengiring (nuturan efek) yang penting bagi perilaku secara sadar belum tersentuh oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar. Karena itu, guru dituntut agar mampu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sehingga tercapai secara tuntas tujuan-tujuan pembelajaran. Guru harus bereaksi terhadap reaksi siswa dalam semua “event “ yang tidak diarahkan ke aspek yang sempit tetapi ke suatu kesatuan utuh dan bermakna.
C. KARAKTERISTIK PEBELAJARAN TERPADU
Pembelajaran terpadu memiliki beberapa macam karakteristik, seperti menurut Hilda Karli (2003: 53) mengungkapkan bahwa pembelajaran terpadu memiliki beberapa macam karakteristik, diantaranya:
1. Berpusat pada anak (studend centerd).
2. Memberi pengalaman langsung pada anak.
3. Pemisahan antara bidang studi tidak begitu jelas.
4. Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu proses pembelajaran.
5. Bersipat luwes.
6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
7. Holistik, artinya suatu peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu di amati dan di kaji dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak.
8. Bermakna, artinya pengkajian suatu penomena dari berbagai macam aspek memungkinkan terbentuknya semacam jalinan skemata yang dimiliki siswa.
9. Otentik, artinya informasi dan pengetahuan yang diperoleh sipatnya menjadi otentik.
10. Aktif, artinya siswa perlu terlibat langsung dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga proses evaluasi.
Wujud lain dari implementasi terpadu yang bertolak pada tema, yakni kegiatan pembelajaran yang dikenal dengan berbagai nama seperti pembelajaran proyek, pembelakaran unit, pembelajaran tematik dan sebagainya. Adapun kelebihan-kelebihan pembelajaran terpadu diantaranya:
1. Pengalaman dan kegiatan belajar anak akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan anak.
2. Kegiatan yang dipilih sesuai dengan dan bertolak pada minat dan kebutuhan anak.
3. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak sehingga hasil belajar akan dapat bertahan lebih lama.
4. Pembelajaran Terpadu menumbuh kembangkan keterampilan berpikir anak.
5. Menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui dalam lingklungan anak.
6. Menumbuh kembangkan keterampilan sosial anak seperti kerja sama, toleransi, komunikasi dan respek terhadap gagasan orang lain.
Selain kelebihan pembelajaran terpadu juga memiliki keterbatasan terutama pada pelaksanaannya, terutama pada aspek evaluasi yang lebih banyak menuntut guru untuk melakukan evaluasi tidak hanya terhadap hasil tetapi juga terhadap proses.
D. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TERPADU
Pembelajaran terpadu merupakan suatu aplikasi salah satu startegi pembelajaran berdasarkan pendekatan kurikulum terpadu yang bertujuan untuk menciptakan atau membuat proses pembelajaran secara relevan dan bermakna bagi anak (Atkinson, 1989:9 dalam Ahmad). Fogarty memperkenalkan 10 model pembelajaran terpadu yakni:
1. The Fragmented Model ( Model Fragmen )
2. The Connected Model ( Model Terhubung )
3. The Nested Model ( Model Tersarang )
4. The Sequenced Model ( Model Terurut )
5. The Shared Model ( Model Terbagi )
6. The Webbed Model ( Model Jaring Laba-Laba )
7. The Threaded Model ( Model Pasang Benang )
8. The Integrated Model ( Model Integrasi )
9. The Immersed Model ( Model Terbenam ), dan
10. The Networked Model ( Model Jaringan )
Kesepuluh model tersebut dibagi ketiga tipe. Tipe yang pertama adalah tipe pembelajaran terpadu dalam satu disiplin ilmu (fragmented, connected, nested), tipe kedua yakni pembelajaran terpadu antara bidang studi (seguenced, shaved, webbed, threaded, integrated), tipe ketiga adalah keterpaduan dalam faktor siswanya (immersed, networked), (Fogarty, 1991: XV).
Dari kesepuluh model pembelajaran terpadu di atas dipilih tiga model pembelajaran yang dipandang layak dan sesuai untuk dapat dikembangkan dan mudah dilaksanakan di pendidikan dasar (Prabowo, 2000:7). Ketiga model pembelajaran terpadu yang dimaksud adalah model terhubung (connected), model jaring laba-laba (webbed), model keterpaduan (integrated ).
1. Contoh Pembelajaran Terpadu Model Connected
Pembelajaran terpadu model connected, hanya memadukan topik-topik yang hampir sama dalam satu mata pelajaran saja. Untuk lebih jelasnya marilah kita cermati contoh di bawah ini:
Langkah-langkah yang ditempuh dalam model pembelajaran keterhubungan sebagai berikut :
a. Guru menentukan tema-tema yang dipilih dari silabus,
b. Guru mencari tema yang hampir sama/relevan dengan tema-tema yang lain,
c. Tema-tema tersebut diorganisasikan pada tema induk seperti pada gambar di atas yang cakupannya lebih luas,
d. Guru menjelaskan materi yang terdiri dari beberapa tema di atas,
e. Guru mengadakan tanya jawab tentang materi yang diajarkan,
f. Dengan bimbingan guru siswa membentuk kelompok kecil,
g. Dengan bimbingan guru pula siswa diminta untuk mengerjakan pertanyaan yang telah disiapkan dan mengerjakan tugas kelompok dari guru,
h. Guru memberikan kesimpulan, penegasan, evaluasi secara tertulis dan sebagai tindak lanjut guru menugaskan pada siswa untuk menyusun portofolio dan dikumpulkan minggu depan
2. Pembelajaran Terpadu Model Webbed
Dalam model pembelajaran ini guru memilih tema yang sama atau hampir sama dari beberapa standar kompetensi dengan lintas mata pelajaran atau pada bidang studi yang berbeda. Misal PKn dengan IPS, IPA, Matematika, dan Bahasa Indonesia. Lebih jelasnya silakan memperhatikan contoh Webbed di bawah ini.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam model pembelajaran jaring laba-laba sebagai berikut.:
a. Guru menyiapkan tema utama seperti nilai juang dalam perumusan Pancasila, dan tema lain yang telah dipilih dari beberapa standar kompetensi lintas mata pelajaran/bidang Studi,
b. Guru menyiapkan tema-tema yang telah terpilih, misalnya tema matematika, kesenian, bahasa dan IPS yang sesuai dengan tema nilai juang dalam perumusan Pancasila supaya tidak over lapping,
c. Guru menjelaskan tema-tema yang terkait sehingga materinya lebih luas,
d. Guru memilih konsep atau informasi yang bisa mendorong belajar siswa dengan pertimbangan lain yang memang sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran terpadu.
3. Model Pembelajaran Terpadu Integrated.
Model integrated yaitu pembelajaran yang mengintegrasikan beberapa tema yang serumpun pada mata pelajaran. Tema yang akan dipilih adalah Mengenal Pentingnya Alam Seperti Dunia Tumbuhan Dan Hewan. Tema tersebut dipadukan seperti dalam bagan di bawah ini.
Langkah-langkah pembelajaran terpadu model integrated sebagai berikut:
a. Guru menentukan salah satu tema dari mata-pelajaran pkn yang akan dipadukan dengan tema-tema pada mata pelajaran lain,
b. Guru mencari tema-tema dari mata-pelajaran lain yang memiliki makna yang sama,
c. Guru memadukan tema-tema dari beberapa mata pelajaran yang dikemas menjadi satu tema besar,
d. Guru menyusun RPP yang terdiri dari gabungan konsep-konsep beberapa mata-pelajaran,
e. Guru menentukan alokasi waktu karena untuk pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu lebih dari satu kali pertemuan.
E. PROSEDUR PERANCANGAN RPP TERPADU DI SD
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pembelajaran terpadu sangat memperhatikan kebutuhan anak sesuai dengan perkembangannya yang holistik dengan melibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran baik fisik maupun emosionalnya. Untuk itu aktivitas yang diberikan meliputi aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan yang holistik, bermakna, dan otentik sehingga siswa dapat menerapkan perolehan belajar untuk memecahkan masalah-masalah yang nyata di dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran terpadu juga menekankan integrasi berbagai aktivitas untuk mengeksplorasi objek, topik, atau tema yang merupakan kejadian-kejadian, fakta, dan peristiwa yang otentik. Pelaksanaan pembelajaran terpadu pada dasarnya agar kurikulum itu bermakna bagi anak. Hal ini dimaksudkan agar bahan ajar tidak digunakan secara terpisah-pisah, tetapi merupakan suatu kesatuan bahan yang utuh dan cara belajar yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan siswa.
B. SARAN
Guru diharapkan lebih meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan wawasan dalam proses pembelajaran serta harus menerima suatu hal yang baru konseptual teknik, metode dan model pembelajaran sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar