AQIDAH ISLAM
AQIDAH YANG HARUS DIIKUTI
Firman Allah swt :
و ان هذا صراطي مستقسما فاتبعوا السبل قتقرق بكم عن سبيله
"Sesungguhnya ini adalah jalan-Ku yang lurus, oleh karena itu ikutilah! Janganlah kamu mengikuti jalan - jalan lain, karena hanya akan menceraikan-beraikan kamu dari jalan-Nya." (QS al An'am : 253). Juga ayat - ayat serupa di Al Qur'an.
Kemudian, jalan yang lurus itu ialah :
صرط الذين انعمت عليهم غير المغضو ب عليهم و لا الضا لين
”(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat” (QS 1- Al Fatihah : 7)
Jalan ini pula yang dite,puh oleh Ibrahim as , seperti dalam firman Allah swt: ”Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.” (QS 3 - Ali 'Imran : 67)
Ath Thabari dalam Jami' al Bayan an Ta'wil ayi Al Qur'an (Tafsir Ath Thabari) mengatakan bahwa jalan yang lurus ialah jalan lurus yang tidak berliku dan beliau menukil ucapan Jarir bin Athiyah al Khathfi :
امير المؤمنين على صراط # اذا اعوج الموارد مستقيم
”Amirul Mukminin berada pada jalan yang benar, meskipun jalan - jalan lain berliku"
Lalu jalan manakah itu, meningat dewasa ini sungguh begitu banyak jalan (manhaj) dalam dunia Islam, hal ini dapat dipelajari dari perkataan Rasulullah saw yang sudah terkenal, yaitu Umat Yahudi terpecah menjadi 71 golongan, maka hanya satu golongan yang masuk syurga dan 70 golongan masuk neraka. Umat Nasrani berpecah belah menjadi 72 golongan dan 71 golongan masuk neraka dan hanya satu golongan saja yang masuk Syurga. Dan demi jiwa Muhammad yang berada di tanganNya, sungguh akan berpecah -belah ummatku menjadi 73 golongan, hanya satu yang masuk Syurga dan 72 golongan masuk Neraka. Rasullah saw ditanya, Wahai Rasulullah, siapakah mereka (maksudnya golongan yang selamat)? Rasuluah saw menjawa : Al Jama'ah" (HR HR Ibnu Majah)
Jadi, aqidah / jalan yang harus kita ikuti adalah aqidah a Jama'ah atau lebih dikenal dengan Ahlus sunnah wal jama'ah. Namun, saat ini hampir semua golongan menamakan dirinya adalah ahlus sunnah wal jama'ah, karena itu perlu bagi kita mengenal siapakah ahlus sunnah wal jama'ah itu, untuk hal demikian insya Allah akan dibahas pada tulisan selanjutnya.
Referensi: :
1. Syarah Aqidah ahlus sunnah wal jama'ah, Yazid bin Abdul Qadir Jawas
2. Ringkasan al I'tisham Imam Asy Syathibi, Syaikh Abdul Qadir As Saqaaf (terjemahan dari Media Hidayah)
3. Jami' al Bayan an Ta'wil ayi Al Qur'an (Tafsir Ath Thabari), Abu Ja'far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari (terjemahan Pustaka Azzam)
Nama lain 'Aqidah Yang Terlarang dan Alasannya :
Banyak orang yang menamakan apa yang mereka yakini dari prinsip-prinsip atau pemikiran yang mereka anut sebagai keyakinan, sekalipun hal itu palsu (bathil) atau tidak mempunyai dasar (dalil) 'aqli maupun naqli. Ada beberapa istilah lain yang dipakai oleh firqah (sekte) sebagai nama dari ilmu 'aqidah, dan yang paling terkenal di antaranya adalah :
1. Ilmu Kalam
Penamaan ini dikenal di seluruh kalangan aliran teologis mutakallinin (pengagung ilmu kalam).
Nama ini tidak boleh dipakai, karena ilmu Kalam mempunyai prinsip taqawwul (mengatakan sesuatu) atas Nama Allah dengan tidak dilandasi ilmu serta bertentangan dengan metodologi ularna dalarn menetapkan masalah-masalah 'aqidah sehingga dapat menciptakan persepsi Aqidah yang tidak sesuai dengan Islam dan menyesatkan.
2. Filsafat
Istilah ini dipakai oleh para filosof dan orang yang sejalan dengan mereka. Ini adalah nama yang tidak boleh dipakai dalam aqidah, karena dasar filsafat itu adalah khayalan, rasionalitas, fiktif dan pandangan-pandangan khurafat tentang hal-hal yang ghaib.
3. Tashawwuf
Istilah ini dipakai oleh sebagian kaum Shufi, filosof, orientalis serta orang-orang yang sejalan dengan mereka.
Nama yang tidak boleh dipakai karena terkandung igauan kaum Shufl, klaim-klaim dan pengakuan-pengakuan khurafat mereka yang dijadikan sebagai rujukan dalam 'aqidah dan ada perbedaan yang jauh antara Shufi dengan ajaran AlQur-an dan As-Sunnah (1) serta mengandung berbagai ajaran diluar Islam.
Tashawwuf dan Shufi tidak dikenal pada awal Islam dan terkenal (ada) setelah itu atau masuk ke dalam Islam dari ajaran agama dan keyakinan selain Islam
Tashawwuf sendiri dipengaruhi oleh kehidupan para pendeta Nasrani (2), yang diantara kebiasaannya ialah mereka suka memakai pakaian dari bulu domba dan berdiam di biara-biara, dan ini banyak sekali. Islam memutuskan kebiasaan ini ketika la membebaskan setiap negeri derigan tauhid. Islam memberikan pengaruh yang baik terhadap kehidupan dan memperbaiki tata cara lbadah yang salah dari orang-orang sebelum Islam.
Sumber Tashawwuf diambil dari para pendeta Kristen, Brahmana, Hindu, Yahudi, serta ke zuhudan Budha, konsep asy-Syu'ubi di Iran yang merupakan Majusi di periode awal kaum Shufi, Ghanusiyah, Yunanl, dan pemikiran Neo-Platoisme, yang dilakukan oleh orang-orang Shufi belakangan. (3)
4. Ilaahiyyat (Teologi)
Ilahiyyat adalah kajian 'Aqidah dengan metodologi filsafat. Ini adalah nama yang dipakai oleh mutakallimin, Para filosof, para orientalis dan Para pengikutnya.
Nama ini tidak boleh dipakai, karena yang mereka maksud adalah filsafatnya kaum filosof dan penjelasan - penjelasan kaum mutakallimin tentang Allah menurut persepsi mereka.
5. Kekuatan di Balik Alam Metafisik
Sebutan ini dipakai oleh Para filosof dan Para penulis Barat serta orang-orang yang sejalan dengan mereka.
Nama ini tidak boleh dipakai, karena hanya berdasar pada pemikiran manusia semata dan bertentangan dengan Al-Qur-an dan As-Sunnah.
Ref : Syarah Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah, Yazid bin Abdul Qadir Jawas
NAMA - NAMA 'AQIDAH :
1. Al - Iman
'Aqidah disebut juga dengan al Iman sebagaimana yang disebutkan dalam Al Qur'an dan hadits - hadits Nabi saw, karena 'aqidah membahas rukun iman yang enam dan hal - hal yang berkaitan dengannya. Sebagaimana penyebutan al?Iman dalam sebuah hadits yang masyhur disebut dengan hadits jibril as. Dan para ularna sering menyebut istilah 'Aqidah dengan al Iman dalarn kitab - kitab mereka.
2. 'Aqidah (Itiqaad dan 'Aqaa'id)
Para ularna juga sering menyebut ilmu 'Aqaa'id dan al'I'tiqaad.
3. Tauhid
'Aqidah dinamakan dengan Tauhid karena pembahasannya berkisar seputar Tauhid atau pengesaan kepada Allah di dalam Rububiyyah, Uluhiyyah dan Asma' wa Shifat. jadi, Tauhid merupakan kajian ilmu 'Aqidah yang paling mulia dan merupakan tujuan utamanya. Oleh karena itulah ilmu ini disebut dengan ilmu Tauhid.
4. As Sunnah
Disebut As Sunnah karena para penganutnya mengikuti jalan yang diternpuh oleh Rasulullah dan para Sahabat ra, di dalam masalah 'aqidah. Dan istilah ini merupakan istilah masyhur (populer) pada tiga generasi pertama.
5. Ushuluddin dan Ushuluddiyanah
Ushul artinya rukun - rukun Iman, rukun - rukun Islam dan masalah - masalah yang qath'i serta hal - hal yang telah menjadi kesepakatan para ulama.
6. Al Fiqhul Akbar
Ini adalah nama lain Ushuluddin dan kebalikan dari al Fiqhul Ashghar, yaltu kumpulan hukum -hukum ijtihadi.
7. Asy Syari'ah
Maksudnya adalah segala sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah saw, dan RasulNya berupa jalan - jalan petunjuk, terutama dan yang paling pokok adalah Ushuluddin (dasar - dasar agama).
Definisi 'Aqidah (ّلعّقِيدة)
1. Menurut bahasa Arab (etimologi) berasal dari kata - kata :
a. al 'aqdu ( العقد ) : berarti ikatan
b. at tautsliqu ( التوثيق ) : kepercayaan atau keyakinan yang kuat
c. al ihkaamu ( الاحكام ) : mengokohkan (menetapkan)
d. ar rabthu biquw¬ wah ( الربط بقوة ) : mengikat dengan kuat.
2. Menurut istilah (terrminologi) yang umum,
Aqidah adalah iman yang teguh clan pasti, yang tidak ada keraguan seclikit pun bagi orang yang meyakininya. Aqidah Islamiyyah adalah Keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah swt dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid (Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyah dan TAuhid Asma' wa Shifatullah) dan taat kepada Nya, beriman kepada Malaikat malaikat Nya, Rasul rasul Nya, Kitab kitab Nya, hari Akhir, takdir baik dan buruk dan mengimani seluruh apa apa yang telah shahih tentang Prinsip prinsip Agama (Ushuluddin), perkara perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi lima' (konsensus) dari Salafush Shalih, serta seluruh berita berita qath't (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang telah ditetapkan menurut Al Qur an dan As Sunnah yang shahih serta lima' Salafush Shalih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar