Laman

Senin, 06 Desember 2010

BIMBINGAN DAN KONSELING

PROGRAM BIMBINGAN KONSELING DI SD

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah, bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum (perundang-undangan) atau ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik yang selanjutnya disebut konseli, agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral-spiritual).
Konseli sebagai seorang individu yang sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi (on becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut, konseli memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya.
Perkembangan konseli tidak lepas dari pengaruh lingkungan, baik fisik, psikis maupun sosial. Sifat yang melekat pada lingkungan adalah perubahan. Perubahan yang terjadi dalam lingkungan dapat mempengaruhi gaya hidup (life style) warga masyarakat.
Iklim lingkungan kehidupan yang kurang sehat, seperti : maraknya tayangan pornografi di televisi dan VCD; penyalahgunaan alat kontrasepsi, minuman keras, dan obat-obat terlarang/narkoba yang tak terkontrol; ketidak harmonisan dalam kehidupan keluarga; dan dekadensi moral orang dewasa sangat mempengaruhi pola perilaku atau gaya hidup konseli (terutama pada usia remaja) yang cenderung menyimpang dari kaidah- kaidah moral (akhlak yang mulia), seperti: pelanggaran tata tertib Sekolah/Madrasah, tawuran, meminum minuman keras, menjadi pecandu Narkoba atau NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya, seperti: ganja, narkotika,ectasy, putau, dan sabu-sabu), kriminalitas, dan pergaulan bebas (free sex).
Upaya menangkal dan mencegah perilaku-perilaku yang tidak diharapkan seperti
disebutkan, adalah mengembangkan potensi konseli dan memfasilitasi mereka secara sistematik dan terprogram untuk mencapai standar kompetensi kemandirian. Upaya ini merupakan wilayah garapan bimbingan dan konseling yang harus dilakukan secara proaktif dan berbasis data tentang perkembangan konseli beserta berbagai faktor yang mempengaruhinya. Terutama bagi anak usia SD yang merupakan masa-masa usia tumbuh kembang penting untuk diberi layanan bimbingan dan konseling.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah program BK yang dilaksanakan di SD?
2. Apa sajakah jenis-jenis masalah anak yang perlu mendapat bimbingan dan konseling di SD?
3. Apa sajakah bentuk-bentuk layanan bimbingan dan konseling yang diberikan di SD?
4. Bagaimanakah pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD?

C. Tujuan dan Manfaat
Kegiatan observasi Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar ini memiliki tujuan dan manfaat sebagai berikut:
1. Memenuhi tugas akhir mata kuliah Bimbingan dan Konseling di semester empat.
2. Memberi gambaran terhadap mahasiswa mengenai pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah dasar.
3. Menambah pengetahuan mahasiswa mengenai jenis-jenis masalah yang dihadapi peserta didik di SD dan cara menyikapinya.
4. Melatih mahasiswa PGSD FIP UNNES dalam kegiatan observasi yang nantinya akan dilaksanaka pada Praktik Pengalaman Lapangan 1.
5. Mengakrabkan mahasiswa dengan lingkungan yang kelak menjadi tempat kerjanya.

D. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Observasi
Observasi Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar dilaksanakan di SD Negeri 1 Wanogara Wetan pada hari Senin tanggal 25 Mei 2010.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Program Bimbingan dan Konseling di SD
M. Surya (1988:12) berpendapat bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian atau layanan bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan. Bimbingan adalah suatu proses yang terus-menerus untuk membantu perkembangan individu dalam rangka mengembangkan kemampuannya secara maksimal untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat (Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang, 1990:11).
Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik sebuah inti sari bahwa bimbingan merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada individu agar dapat mengembangkan kemampuannya seoptimal mungkin, dan membantu siswa agar memahami dirinya (self understanding), menerima dirinya (self acceptance), mengarahkan dirinya (self direction), dan merealisasikan dirinya (self realization).
Konseling adalah proses pemberian yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien (Prayitno, 1997:106).
Konseling merupakan upaya bantuan yang diberikan kepada seseorang supaya dia memperoleh konsep diri dan kepercayaan pada diri sendiri, untuk dimanfaatkan olehnya dan memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan datang (Mungin Eddy Wibowo, 1986:39).
Dari pengertian tersebut, dapat dirangkum ciri-ciri pokok konseling, adalah sebagai berikut:
1. Adanya bantuan dari seorang ahli,
2. Proses pemberian bantuan dilakukan dengan wawancara konseling,
3. Bantuan diberikan kepada individu yang mengalami masalah agar memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri dalam mengatasi masalah guna memperbaiki tingkah lakunya di masa yang akan datang.

Perlunya Bimbingan dan Konseling di SD Jika ditinjau secara mendalam, setidaknya ada tiga hal utama yang melatarbelakangi perlunya bimbingan yakni tinjauan secara umum, sosio kultural dan aspek psikologis. Secara umum, latar belakang perlunya bimbingan berhubungan erat dengan pencapaian tujuan pendidikan nasional, yaitu: meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani.
Sugiyo dkk (1987:14) menyatakan bahwa ada tiga fungsi bimbingan dan konseling, yaitu:
1. Fungsi penyaluran ( distributif )
Fungsi penyaluran ialah fungsi bimbingan dalam membantu menyalurkan siswa-siswa dalam memilih program-program pendidikan yang ada di sekolah, memilih jurusan sekolah, memilih jenis sekolah sambungan ataupun lapangan kerja yang sesuai dengan bakat, minat, cita-cita dan ciri- ciri kepribadiannya. Di samping itu fungsi ini meliputi pula bantuan untuk memiliki kegiatan-kegiatan di sekolah antara lain membantu menempatkan anak dalam kelompok belajar, dan lain-lain.
2. Fungsi penyesuaian ( adjustif )
Fungsi penyesuaian ialah fungsi bimbingan dalam membantu siswa untuk memperoleh penyesuaian pribadi yang sehat. Dalam berbagai teknik bimbingan khususnya dalam teknik konseling, siswa dibantu menghadapi dan memecahkan masalah-masalah dan kesulitan-kesulitannya. Fungsi ini juga membantu siswa dalam usaha mengembangkan dirinya secara optimal.
3. Fungsi adaptasi ( adaptif )
Fungsi adaptasi ialah fungsi bimbingan dalam rangka membantu staf sekolah khususnya guru dalam mengadaptasikan program pengajaran dengan ciri khusus dan kebutuhan pribadi siswa-siswa. Dalam fungsi ini pembimbing menyampaikan data tentang ciri-ciri, kebutuhan minat dan kemampuan serta kesulitan-kesulitan siswa kepada guru. Dengan data ini guru berusaha untuk merencanakan pengalaman belajar bagi para siswanya. Sehingga para siswa memperoleh pengalaman belajar yang sesuai dengan bakat, cita-cita, kebutuhan dan minat (Sugiyo, 1987:14)

Program pemberian bimbingan dan konseling di sekolah dasar sangatlah penting karena permasalahan siswa di SD sangatlah kompleks. Di SD Negeri 1 Wanogara Wetan sendiri belum memiliki program khusus untuk pemberian layanan bimbingan dan konseling. Akan tetapi, bukan berarti sekolah tersebut tidak memberikan bimbingan dan konseling terhadap siswanya. Sistem bimbingan yang dilaksanakan di SD Negeri 1 Wanogara Wetan bersifat insidental, yaitu ketika ada permasalahn muncul maka akan diberikan bimbingan.
Program bimbingan terhadap siswa SD Negeri 1 Wanogara Wetan diserahkan kepada masing-masing guru kelas yang paling memahami peserta didiknya. Apabila guru kelas tidak dapat menyelesaikan masalah, maka kepala sekolah ikut turun tangan beserta jajaran staf sekolah dan komite untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peserta didik.





B. Jenis-Jenis Masalah yang Perlu Mendapat BK
Guru bimbingan dan konseling/konselor memiliki tugas, tanggungjawab, wewenang dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap peserta didik. Tugas guru bimbingan dan konseling/konselor terkait dengan pengembangan diri peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, dan kepribadian peserta didik di sekolah/madrasah.
Implementasi kegiatan BK dalam pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi sangat menentukan keberhasilan proses belajar-mengajar. Oleh karena itu peranan guru kelas dalam pelaksanaan kegiatan BK sangat penting dalam rangka mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran yang dirumuskan.
Sardiman (2001:142) menyatakan bahwa ada sembilan peran guru dalam kegiatan BK, yaitu:
1. Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar informatif, laboratorium, studi lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum.
2. Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal pelajaran dan lain-lain.
3. Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas) sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar-mengajar.
4. Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
5. Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-mengajar.
6. Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam pendidikan dan pengetahuan.
7. Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-mengajar.
8. Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.
9. Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak.

Dalam perkembangan dan proses kehidupannya, manusia sangat mungkin menemui berbagai permasalahan, baik secara perorangan atau kelompok. Permasalahan yang dialami individu sangat dimungkinkan selain berpengaruh pada dirinya sendiri juga berpengaruh kepada orang lain atau lingkungan sekitarnya.
Masalah merupakan sesuatu yang harus dipecahkan atau diselesaikan. Masalah yang menimpa seseorang apabila dibiarkan berkembang dan tidak segera dipecahkan dapat mengganggu kehidupan, baik dirinya sendiri maupun orang lain.
Berikut merupakan jenis-jenis masalah siswa yang perlu mendapatkan layanan bimbingan konseling di SD Negeri 1 Wanogara Wetan.
1. Pertengkaran atau perkelahian antar siswa
2. Membuang sampah tidak pada tempatnya
3. Membolos les
4. Mencuri di kantin
5. Anak cerdas dan berbakat
6. Anak-anak berkesulitan belajar

C. Bentuk-Bentuk Layanan BK di SD
Di sekolah, tugas dan tanggung jawab utama guru adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa. Kendati demikian, bukan berarti dia sama sekali lepas dengan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling. Peran dan konstribusi guru mata pelajaran tetap sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efisien pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Bahkan dalam batas-batas tertentu guru pun dapat bertindak sebagai konselor bagi siswanya.
Wina Senjaya (2006) menyebutkan salah satu peran yang dijalankan oleh guru yaitu sebagai pembimbing dan untuk menjadi pembimbing baik guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya.
Sementara itu, berkenaan peran guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling, Sofyan S. Willis (2005) mengemukakan bahwa guru-guru mata pelajaran dalam melakukan pendekatan kepada siswa harus manusiawi-religius, bersahabat, ramah, mendorong, konkret, jujur dan asli, memahami dan menghargai tanpa syarat.
Tujuan pemberian layanan bimbingan dan konseling di SD Negeri 1 Wanogara Wetan yaitu:
1. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami, menilai bakat dan minat.
2. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial dan industrial yang harmonis, dinamis, berkeadilan dan bermartabat.
3. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar untuk mengikuti pendidikan sekolah secara mandiri.
4. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.

Berikut merupakan bentuk-bentuk layanan bimbingan dan konseling yang diberikan di SD Negeri I Wanogara Wetan terhadap peserta didiknya.
1. Layanan orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah/ madrasah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran peserta didik di lingkungan yang baru. Layanan orientasi diberikan kepada siswa baru, yaitu siswa kelas I yang disertai wali murid masing-masing, diberikan pengarahan mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di sekolah serta penegnalan lingkungan sekolah terhadap siswa baru.
2. Layanan informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan pendidikan lanjutan. Layanan ini diberikan pihak sekolah dengan cara mensosialisasikan tentang informasi mengenai keunggulan dan kelemahan sekolah lanjutan kepada anak kelas VI.
3. Layanan penempatan dan penyaluran, yaitu layanan yang membantu peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang, dan kegiatan ekstra kurikuler.
Di SD Negeri 1 Wanogara Wetan ada beberapa program ekstrakurikuler yang diadakan, diantaranya: bola voli, bulu tangkis, catur, tenis meja, senam, pencak silat, sepak takrow, dan sepak bola. Penentuan anak yang diikutkan dalam ekskul adalah pilihan dari guru olahraga yang memiliki penilaian apakah anak tersebut memiliki bakat dan kemampuan untuk mengikuti ekskul. Karena tujuan pengadaan ekskul juga untuk mengembangkan bakat dan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik.
Penentuan pembagian kelompok belajar dilakukan masing-masing guru kelas berdasarkan kedekatan tempat tinggal.
4. Layanan konseling perorangan, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam mengentaskan masalah pribadinya. Layanan ini diberikan ketika sewaktu-waktu didapati siswa yang bermasalah dengan hubungan sosialnya atau akademiknya. Guru akan memanggil anak yang sekiranya diduga sedang menghadapi masalah, kemudian guru mencari tahu penyebab permasalahannya dan mengajak anak tersebut untuk sharing.
5. Layanan konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik. Guru kelas secara terbuka menerima anak didiknya yang sedang mengalami permasalahan untuk berkonsultasi dengan gurunya.
6. Layanan mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan antar mereka. Misalnya ada perkelahian yang terjadi antar siswa maka pihak sekolah menurunkan guru kelasnya untuk menjadi mediator dan mendamaikan keduanya.

Jenis masalah dan bentuk bimbingan yang diberikan di SD Negeri 1 Wanogara Wetan adalah:
1. Pelanggaran Kedisiplinan
Bentuk pelanggaran kedisiplinan yang sering ditemui di SD Negeri 1 Wanogara Wetan yaitu:
 Pertengkaran atau perkelahian antar siswa, ditangani dengan cara mendamaikan keduanya serta diselesaikan masalah antara keduanya.
 Membuang sampah tidak pada tempatnya, diberi teguran dan dinasehati apabila kembali melanggar ada sanksi yaitu membersihkan lingkungan sekolah.
 Membolos les, siswa yang bersangkutan dipanggil oleh guru kelasnya, diberi pengarahan bahwa tujuan les adalah untuk kebaikan dirinya.
 Mencuri di kantin, siswa yang ketahuan mencuri dipanggil oleh guru kelas, dinasehati bahwa mencuri tidak baik dan anak tersebut disuruh mengganti apa yang telah dicurinya.
2. Bimbingan Siswa Berbakat
Siswa-siswa yang berbakat, baik dalam bidang akademik maupun nonakademik di Sd Negeri 1 wanogara Wetan diberikan bimbingan yang bertujuan untuk mengembangkan bakat yang mereka miliki.
 Siswa yang berbakat dalam bidang akademik, dalam mata pelajaran tertentu, pada saat istirahat diberi pengayaan pelajaran oleh guru kelasnya, terutama yang sering mengikuti perlombaan. Mereka diberi buku-buku dan soal-soal latihan untuk mengembangkan kemampuannya.
 Siswa yang berbakat dalam bidang nonakademik diberi bimbingan melalui ekskul yang diselenggarakan sekolah. Pihak sekolah mendatangkan pelatih untuk membantu guru olahraga membimbing. Pada jam istirahat, siswa-siswa disediakan tempat untuk mengembangkan bakat mereka, seperti tempat untuk bermain tenis meja, voli, bulu tangkis, dan catur. Anak yang hobi menulis puisi atau cerita, disediakan papan mading untuk menempelkan karya mereka.
3. Bimbingan Belajar Akademik
Salah satu permasalahan yang dihadapi di SD adalah anak-anak yang berkesulitan belajar. Berkesulitan belajar merupakan salah satu jenis anak berkebutuhan khusus yang ditandai dengan adanya kesulitan untuk mencapai standar kompetensi (prestasi) yang telah ditentukan dengan mengikuti pembelajaran konvensional. Untuk membantu siswa mengatasi kesulitan belajar akademik di SD Negeri 1 Wanogara Wetan, maka diadakan program:
 Program remidial, diadakan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperbaiki prestasi belajarnya.
 Les/ jam pelajaran tambahan
SD Negeri 1 Wanogara Wetan mengadakan program les atau jam pelajaran tambahan sebanyak 3 kali setiap minggu bagi siswa kelas I sampai kelas VI pada pukul 14.00-16.00 WIB. Kegiatan ini dimaksudkan untuk lebih memantapkan pengetahuan siswa mengenai pelajaran yang telah mereka dapatkan. Selain itu, juga untuk memberikan pengayaan bagi siswa yang prestasinya di bawah rata-rata.
 Program tryout, dilaksanakan khusus untuk anak kelas VI dalam rangka persiapan menghadapi Ujian Nasional.
4. Pengembangan diri
Setiap hari sabtu pagi diadakan acara senam bersama untuk mengakrabkan siswa. Setelah itu, dilanjutkan kegiatan pengembangan diri. Dalam kegiatan pengembangan diri, siswa kelas I dan kelas II diajak menggambar bersama, untuk mengembangkan kemampuan mereka menggambar. Sedangkan bagi siswa kelas III sampai kelas VI dibebaskan memilih kegiatan yang mereka sukai, seperti: menulis puisi, menulis cerpen, menggambar, bermain sepak takrow, bermain voli, bermain tenis meja, bermain catur, atau bermain badminton. Kegiatan
5. Bimbingan Kerohanian
Program bimbingan kerohanian yang dilaksanakan di SD Negeri 1 Wanogara Wetan diantaranya adalah:
 Kegiatan shalat dhuha bersama bagi kelas III sampai kelas VI.
 Kegiatan shalat dzuhur bersama.
 Kegiatan istighosah untuk anak-anak kelas VI beserta wali muridnya yang dilaksanakan setelah shalat maghrib.
 Kegiatan yasinan setiap jum’at pagi sebelum dimulai pelajaran bagi anak kelas III sampai kelas VI.


D. Pelaksanaan BK di SD
Telah dikemukakan sebelumnya bahwa di SD Negeri 1 Wanogara Wetan belum memiliki program khusus untuk pemberian layanan bimbingan dan konseling. Akan tetapi, pemberian layanan bimbingan dan konseling telah diterapkan. Tidak ada petugas khusus yang menangani bimbingan dan konseling, tetapi diserahkan kepada guru kelas masing-masing. Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling, sekolah belum mengadakan kerjasama dengan pihak manapun.
SD Negeri 1 Wanogara Wetan belum memiliki ruangan khusus untuk melakukan kegiatan bimbingan atau konseling. Sehingga sarana dan prasarana yang digunakan adalah apa saja yang telah tersedia di sekolahan. Apabila ada siswa yang bermasalah seperti melanggar disiplin, guru akan mengadakan dialog dengan anak tersebut di ruang guru. Apabila masalah cukup pribadi, maka menggunaka perpustakaan atau UKS untuk melakukan bimbingan penyuluhan.
Untuk melakukan bimbingan belajar akademik (les), menggunakan ruang kelas masing-masing. Sedangkan untuk melakukan bimbingan bagi siswa yang berbakat di bidang nonakademik telah disediakan sarana dan prasarana untuk bermain bulu tangkis, voli, tenis meja, dan catur. Juga ada pelatihnya. Sementara kegiatan shalat bersama dilaksanakan di mushala yang letaknya tidak jaug dari sekolah.
Pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD Negeri 1 Wanogara Wetan dapat dikatakan telah berjalan baik. Hal ini dirtunjukkan dengan tidak adanya siswa yang DO (drop out) atau keluar dari sekolah selama tiga tahun terakhir. Siswa mematuhi peraturan yang telah disepakati bersama antara pihak sekolah, orang tua, dan siswa. Adapun terjadi pelanggaran kedisiplinan oleh siswa, dapat langsung diatasi dengan pemberian penyuluhan dan nasehat. Misalnya kasus anak yang mencuri di kantin sudah tidak mengulangi perbuatannya lagi.
Pemberian jam pelajaran tambahan telah dapat dilihat hasilnya dengan nilai kelulusan yang cukup memuaskan. Selama tiga tahun terakhir, semua lulusan dari SD Negeri 1 Wanogara Wetan 100% melanjutkan ke jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama. Sebagian besar lulusannya masuk ke SMP favorit di tingkat kecamatan.
Pemberian bimbingan terhadap siswa berbakat juga telah menunjukkan hasil, yaitu dengan prestasi yang diraih oleh para siswa, yang kebanyakan adalah di bidang nonakademik. Prestasi yang diraih oleh SD Negeri 1 Wanogara Wetan selama tiga tahun terakhir di antaranya adalah:
1) Juara II Lomba Lari 100m Putri Tingkat Kecamatan (2008)
2) Juara I Tenis Meja Putri Tingkat Kecamatan (2008)
3) Juara II Tolak Peluru Tingkat Kecamatan (2008)
4) Juara II Lompat Tinggi Tingkat Kecamatan (2008)
5) Juara I Catur Putri Tingkat Kecamatan (2008, 2009, 2010)
6) Juara I Lompat Katak (2008)
7) Juara I Lomba Bulu Tangkis Putri Tingkat Kecamatan (2008)
8) Juara II Ilmu Pengetahuan Agama Tk. Kecamatan (2008)
9) Juara I Lomba Macapat Agama Putri Tk. Kecamatan (2009)
10) Juara II Lomba Macapat Agama Putra Tk. Kecamatan (2009)
11) Juara I Lomba Marel IPA Tk. Kecamatan (2008)
12) Juara I Lomba Marel IPA Tk. Kecamatan (2008)
13) Juara II Lomba Mapel Matematika (2008)
14) Juara I Lomba IPU (2007)
15) Juara I Lomba Karawitan Tk. Kecamatan (2007, 2008, 2009)
16) Juara II Lomba Karawitan Tk. Kecamatan (2010)


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bimbingan merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada individu agar dapat mengembangkan kemampuannya seoptimal mungkin, dan membantu siswa agar memahami dirinya (self understanding), menerima dirinya (self acceptance), mengarahkan dirinya (self direction), dan merealisasikan dirinya (self realization).
Sekolah Dasar Negeri 1 Wanogara Wetan telah melaksanakan layanan bimbingan dan konseling, meskipun belum ada program khusus yang mengaturnya. Pemberian bimbingan telah menunjukkan hasil yang baik terlihat dari serangkaian prestasi yang diraih serta tingkat kedisiplinan yang cukup tinggi.

B. Saran
Program bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya senantiasa diadakan penilaian secara teratur. Maksud penilaian ini untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan program bimbingan. Prinsip ini sebagai tahap evaluasi dalam layanan bimbingan konseling nampaknya masih sering dilupakan. Padahal sebenarnya tahap evaluasi sangat penting artinya, di samping untuk menilai tingkat keberhasilan juga untuk menyempurnakan program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar