Laman

Senin, 06 Desember 2010

ASESMEN PEMBELAJARAN

REFLEKSI PROSES DAN HASIL ASESMEN
UPAYA OPTIMALISASI PROSES DAN HASIL BELAJAR


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH
Asesmen yang telah dilakukan akan tidak banyak gunanya tanpa adanya refleksi atas apa saja yang telah terjadi untuk memperbaiki langkah-langkah berikutnya. Melakukan refleksi berarti memikirkan dan merenungkan kembali aktivitas yang telah dilakukan, kemudian menjadikan hasil perenungan tersebut sebagai cermin bagi aktivitas-aktivitas berikutnya.
Dalam melaksanakan pembelajaran, selalu saja ditemukan berbagai kelemahan, baik dari segi perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaiannya. Sebaik apapun cara mengajar, selalu ada kelemahan disana-sini. Tentu saja, seiring dengan pengalaman yang dimiliki, hendaknya semakin sedikit kelemahan yang dilakukan. Jangan sampai melakukan kesalahan yang sama pada pembelajaran berikutnya. Oleh karena itu, belajar dari kesalahan untuk menjadikannya sebagai bahan perbaikan adalah sebuah langkah yang bijaksana.
Tanpa adanya refleksi, tidak mudah untuk mengetahui bagian-bagian atau aspek-aspek mana dari pembelajaran yang telah dilakukan masih salah atau lemah. Kadangkala guru menganggap atau bahkan meyakini bahwa apa yang telah dilakukan selama ini merupakan aktivitas pembelajaran yang baik dan benar. Pembelajaran yang dilakukannya selama ini dianggap sebagai ’ritual’ yang harus dilakukan. Sebuah ’pakem’ yang harus diikuti, sehingga tidak perlu dianalisa dan dikritisi.
Seiring dengan meningkatnya pemahaman akan hakikat asesmen pembelajaran, hendaknya menjadikan semakin terbuka untuk menerima kritik, baik kritik dari diri sendiri (autocritic) maupun kritik dari orang lain. Menjadikan semakin terbuka untuk melakukan inovasi pembelajaran dan memperbaiki pembelajaran yang dilakukan. Dalam hal perbaikan pembelajaran inilah, refleksi mempunyai arti penting dan strategis.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan optimalisasi proses dan hasil belajar?
2. Bagaimanakah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam upaya optimalisasi proses dan hasil belajar?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Upaya Optimalisasi Proses Dan Hasil Belajar
Undang-undang sistem pendidikan nasional no 20 tahun 2003 pasal 11 ayat 1 mengamanatkan kepada pemerintah dan pemerintah daerah untuk menjamin terselenggaranya pendidikan yang berkualitas bagi setiap warga negara. Terwujudnya pendidikan yang bermutu membutuhkan upaya yang terus menerus untuk selalu meningkatkan kualitas pendidikan. Upaya peningkatan kualitas pendidikan memerlukan upaya peningkatan kualitas pembelajaran karena muara dari berbagai program pendidikan adalah pada terlaksananya program pembelajaran yang berkualitas. Oleh karena itu, upaya meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan tercapai tanpa adanya peningkatan kualitas pembelajaran.
Peningkatan kualitas pembelajaran memerlukan upaya optimalisasi proses dan hasil belajar secara keseluruhan karena hakikat kualitas pembelajaran adalah merupakan kualitas implementasi dari program pembelajaran yang telah dirancang sbelumnya. Upaya optimalisasi proses dan hasil belajar memerlukan informasi hasil asesmen terhadap kualitas proses dan hasil belajar sebelumnya.
Untuk dapat melakukan pembaharuan dalam pembelajaran, kegiatan asesmen terhadap kualitas pembelajaran yang sedang maupun telah berjalan sebelumnya perlu dilakukan dengan baik. Untuk dapat menciptakan pembelajaran yang lebih baik, hasil asesmen program sebelumnya merupakan acuan yang tidak dapat ditinggalkan.
Sebagai guru, hendaknya senantiasa berupaya agar siswa mencapai keberhasilan belajar sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan. Keberhasilan proses belajar selalu dikaitkan dengan hasil belajar. Artinya, proses dapat dikatakan optimal manakala hasil yang diperoleh (sebagai akibat dari proses) sesuai dengan yang diharapkan. Bagaimana mengetahui apakah proses belajar siswa sudah optimal dan bagaimana caranya agar proses belajar siswa dapat berlangsung secara optimal adalah dua pertanyaan yang tidak mudah untuk menjawabnya.
Dengan melakukan evaluasi secara cermat, akan diketahui apakah proses belajar siswa sudah optimal atau belum. Dari evaluasi diri tersebut, akan dapat kita identifikasi faktor penyebab kegagalan dan pendukung keberhasilan. Upaya-upaya optimalisasi yang dapat dilakukan mendasarkan diri pada hasil identifikasi faktor penyebab kegagalan dan pendukung keberhasilan yang ditemukan. Dari hasil identifikasi faktor-faktor penyebab kegagalan dan pendukung keberhasilan akan ditindak lanjuti dengan upaya-upaya mengoptimalkan proses dan hasil belajar siswa.
Berangkat dari informasi tentang faktor-faktor penyebab kegagalan dan faktor-faktor pendukung keberhasilan yang dapat diidentifikasi, guru dapat mencari alternatif pemecahannya. Dari berbagai alternatif itu kemudian dipertimbangkan mana yang paling mungkin untuk dilaksanakan. Alternatif yang dipilih didasarkan atas kemampuan/kesiapan guru untuk melaksanakan pilihan itu, kesiapan siswa, ketersediaan sarana.dan prasarana, dan lain sebagainya.
Upaya mengoptimalkan proses dan hasil belajar siswa tidak dapat dilepaskan dari upaya mengoptimalkan proses pembelajaran. Ketiganya saling terkait. Proses belajar yang optimal akan mengakibatkan hasil belajar yang optimal pula. Proses belajar siswa yang optimal merupakan salah satu indikasi dari proses pembelajaran yang optimal pula.

B. Optimalisasi Proses Dan Hasil Belajar
Optimalisasi proses dan hasil belajar mengacu pada berbagai upaya agar proses belajar dapat berlangsung dengan baik sehingga para siswa dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan. Dengan kata lain, optimalisasi proses dan hasil belajar adalah upaya memperbaiki proses pembelajaran sehingga para siswa mencapai keberhasilan proses dan hasil belajar.
Para siswa dapat belajar dengan penuh semangat, aktif dalam belajar, berani mengemukakan pendapatnya, mampu dan antusias dalam mengikuti pelajaran, terlibat secara aktif dalam pemecahan masalah adalah beberapa indikasi dari proses belajar yang berlangsung secara optimal. Demikian pula, bila siswa tuntas dalam belajarnya, terampil melakukan suatu tugas, dan memiliki apresiasi yang baik terhadap pelajaran tertentu; maka siswa yang demikian telah mencapai hasil belajar yang optimal.
Pencapaian hasil belajar yang optimal merupakan perolehan dari proses belajar yang optimal pula. Tentu saja, proses maupun hasil belajar yang baik akan diperoleh bilamana proses pembelajaran dapat berlangsung secara optimal. Oleh karena itu, agar proses dan hasil belajar siswa optimal, maka mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, dan sampai pada tahap penilaian haruslah dipersiapkan dan dilaksanakan secara baik pula.
Dalam praktek, betapapun baik kualitas pembelajaran yang dilakukan, selalu saja ada aspek-aspek yang masih belum sesuai harapan. Biasanya, masih ada siswa yang proses belajarnya masih belum optimal atau ada beberapa siswa yang hasil belajarnya masih belum tuntas. Oleh karena itulah, optimalisasi proses dan hasil belajar diarahkan agar seluruh siswa dapat mencapai keberhasilan, baik proses maupun hasil belajarnya.
Dengan kata lain, optimalisasi proses dan hasil belajar bertujuan untuk meminimalkan atau meniadakan siswa yang tidak berhasil, baik proses maupun hasil belajarnya.

C. Mengidentifikasi Upaya Optimalisasi Proses Dan Hasil Belajar
Setelah faktor-faktor penyebab kegagalan dan pendukung keberhasilan kita identifikasi, maka kegiatan selanjutnya adalah mengidentifikasi upaya-upaya apa saja yang dapat mengoptimalkan proses dan hasil belajar siswa. Kegiatan tindak lanjut dimulai dengan merancang dan mengajukan berbagai solusi alternatif berdasarkan faktor-faktor penyebab kegagalan dan pendukung keberhasilan.
Semua alternatif solusi yang diajukan haruslah mengarah pada upaya menghilangkan penyebab kegagalan dan menguatkan pendukung keberhasilan belajar siswa. Upaya menghilangkan kegagalan dapat berupa perbaikan (remidi) atas kegagalan yang telah kita lakukan. Upaya menguatkan pendukung keberhasilan dapat berupa pemantapan atas keberhasilan yang telah kita capai.
Dari berbagai alternatif solusi yang telah diajukan, selanjutnya memilih alternatif mana yang paling optimal. Alternatif solusi yang diajukan merupakan daftar upaya yang diajukan untuk menjawab atau memperbaiki penyebab kegagalan itu. Sebagai contoh, misalkan telah disimpulkan bahwa salah satu faktor penyebab kegagalan belajar siswa adalah soal-soal pada lembar kerja siswa (LKS) yang sulit dimengerti siswa. Atas dasar faktor itu, maka kemudian mengajukan beberapa upaya perbaikan berupa:
a. Memperbaiki soal-soal yang sulit dipahami siswa (misalnya kalimat, salah cetak, dsb), atau
b. Menyederhanakan soal.

Penyebab kegagalan mungkin berasal dari strategi pembelajaran yang digunakan, perangkat pembelajaran, media, struktur tugas, atau dalam menentukan pengetahuan prasyarat. Guru perlu memiliki beberapa alasan dan argumen bahwa alternatif yang diajukan secara logis dapat memperbaiki kegagalan itu. Tentu guru juga memiliki alasan dan argumen bahwa alternatif upaya optmalisasi yang diajukan mempunyai cukup peluang untuk mengkondisikan siswa lebih aktif dalam belajar dalam kelas, sehingga memperoleh hasil belajar yang baik.
Dari pilihan-pilihan tersebut di atas, selanjutnya perlu mempertimbangkan mana dari alternatif yang ada paling memungkinkan untuk dilaksanakan. Sederet pertanyaan perlu dijawab untuk memberikan jaminan bahwa pilihan tersebut (mungkin strategi, metode, struktur tugas, perangkat yang diperlukan) dapat memperbaiki kegagalan pembelajaran yang telah dilakukan sebelumnya.
Penyusunan tabel atau matriks faktor penyebab kegagalan, alternatif yang diajukan, dan kemudian alternatif terpilih, beserta pertimbangan yang kita berikan nampaknya akan membantu dalam mengidentifikasi upaya optimalisasi proses pembelajaran.
Sebagai contoh, misalkan beberapa faktor penyebab kegagalan proses dan hasil belajar yang berhasil kita identifikasi adalah : (a) kualitas LKS rendah (tingkat keterbacaan rendah), (b) media pembelajaran yang digunakan tidak memadai, dan (c) pengelolaan kelas kurang baik. Berdasarkan faktor-faktor penyebab kegagalan tersebut kemudian mencoba memberikan berbagai alternatif untuk memecahkan masalah (mengoptimalkan proses dan hasil belajar siswa).

BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
Dengan mengajukan berbagai alternatif upaya optimalisasi proses dan hasil belajar melalui masing-masing faktor penyebab kegagalan akan membantu kita dalam memilih alternatif mana yang kita pilih. Kesiapan siswa, kesiapan guru, kondisi lingkungan, ketersediaan media adalah beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan untuk menetapkan pilihan. Pilihan itulah yang dianggap optimal untuk saat itu. Sementara itu, kehadiran guru lain sebagai teman diskusi akan sangat membantu dalam mengotimalkan proses dan hasil belajar siswa.
Peningaktan kualitas pembelajaran membutuhkan adanya peningkatan kualitas program pembelajaran secara berkelanjutan dan berkesinambungan. Untuk meningkatkan kualitas program pembelajaran membutuhkan informasi tentang implementasi program pembelajaran sebelumnya. Hal ini dapat diperoleh dengan melakukan asesmen terhadap program pembelajaran secara periodik.

B. SARAN
Untuk lebih mengoptimalkan hasil evaluasi program pembelajaran maka peran guru perlu lebih ditingkatkan. Kalau selama ini guru hanya sebagai perancang dan pelaksana program, maka ke depan perlu dilibatkan sebagai evaluator terhadap program pembelajaran. Dalam kegiatan evaluasi pembelajaran guru tidak cukup hanya menilai hasil belajar siswa saja, tetapi perlu mengevaluasi proses pembelajaran yang telah berlangsung sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar