AKU MENCINTAIMU KARENA ALLAH
Empat kata sms misterius aku terima malam kemarin. Aku kaget. Dan tanda tanya besar dalam benakku. Siapa yang mengirim sms ini?? kesana kemari tapi tidak ada yang tahu siapa pengirimnya. Aku sudah menanyakan sama deni, Farhan, Ade dan teman-teman di Mushola Fakultas ”Kebaikan”, juga sama Andi, Jamal, Rifky dan teman-teman sekelasku yang lain, kakak kelas dan adik kelas, semuanya tidak ada yang tahu no sms ini. Sms misterius. Pikirku.
Sempat terlintas pengirim sms itu adalah ukh Rany, salah satu anggota baru LDF Al Khoir Fakultas Kebaikan. Tapi, nggak mungkin!, dia kan baru masuk LDF, dia hanya Mahasiswi Konversi dari D3. aku hanya bertemu dengannya sa’at acara pertemuan aktivis LDK se-Universitas ”Kebebasan” Bogor (UNIKBO) D3 dan S1, sa’at itu aku jadi MC. Sudah dua Tahun yang lalu. Dan aku tidak pernah memberikan no ponselku sama dia, walaupun kami sempat bercakap-cakap. Dan sekarang akhirnya bertemu lagi. Tapi, tidak mungkin dia, dia Akhwat banget. Ya Allah tunjukkan kebesaranmu. Sms siapakah ini. Dalam sujud aku menangis. Di sa’at aku shalat. Disa’at aku belajar. Aku selalu teringat sms ini.
Suasana subuh mulai terasa. Kokok ayam ikut membangunkan manusia-manusia yang terlelap dalam tidurnya. Menara masjid satu persatu mendendangkan irama sholawat Nabi. ” Azan subuh sudah dekat ”, gumamku dalam hati. Segera kurapikan sajadah yang terhampar sedari tadi. Nampak tanda-tanda cinta disana. Cinta yang kupersembahkan melalui sujud syukur di sepertiga malam. Secepat kilat aku merapikan diri, bersiap untuk pergi kemasjid, memakai sarung putih bergaris, lalu meraih baju koko yang tergantung dibalik pintu dan kupakai dengan ikhlasnya.
Sebelum melangkah keluar kamar tak lupa aku oleskan minyak wangi merk HARUM produksi SUM Farfum dengan wangi ”Malaikat subuh” keseluruh tubuhku, telapak dan punggung tanganku juga baju koko yang kukenakan. ”oya hampir lupa, Mushaf!” kataku dalam hati. Lalu bergegas aku ambil mushaf yang tersimpan cantik diatas meja belajar. Memang aku tak lupa tilawah sebelum dan setelah sholat Shubuh. Kadang membaca di masjid, kadang di rumah. Kulangkahkan kaki menuju masjid. Masjidnya memang tidak jauh, 150 meter dari tempat kostku. Bagiku cukup dekat. Walaupun jalan yang harus kulalaui berbelak-belok, penuh gang-gang kecil. Disini jalannya kecil-kecil. Tidak ada halaman yang kosong, semuanya dipakai untuk bangunan rumah.
Menurut ibu kost. Dulu daerah ini sepi, hanya ramai oleh anak-anak yang asyik bermain di halaman rumah mereka, yang sangat luas. Rumah-rumah disini sedikit, tidak sebanyak seperti sekarang. Tiap rumah menyediakan halaman rumah sebagai tempat anak-anak bermain. Setiap rumah menyediakan tempat untuk pohon-pohon tumbuh dan berbuah. Terkadang ada juga yang menyediakan halaman rumahnya dengan taman-taman yang indah, yang sedap dipandang mata.
Tapi, itu dulu. Lima sampai tujuh tahun yang lalu. Sebelum orang luar bogor membeli tanah disini, sebelum orang –orang jakarta membangun rumah-rumah bertingkat di atas tanah yang subur disini, sebelum para penguasa eh, pengusaha membangun minimarket-minimarket dan toko – toko disini. Yang lebih miris lagi sebagian dari kami, orang ’pribumi’ memilih menjual tanahnya atau rumah-rumah mereka kepengusaha-pengusaha yang ber’duit’, hanya dengan beberapa lembar uang rupiah pemilik tanah rela melepaskan tanah wariasan leluhurnya, ada seorang ibu yang sudah tidak memiliki suami sa’at mengunjungi kerabatnya disini terlihat lesu dn mengiba sa’at memandangi sebuah bangunan yang diisi oleh anak-anak kost, dulu rumah itu adalah miliknya, namun karena kondisi ekonomi ia rela menjual rumahnya tersebut, sekarang dia hanya mampu memandanginya dan mengenang masa-masa lalu bersama rumahnya tersebut” tutur ibu kost, yang terlihat menerawang, mengingat dan menghayati apa yang sedang diceritakannya.
Aku hanya mengangguk-anggukkan kepala membiarkan si ibu bernostalgia dengan hari-hari yang telah dilaluinya. ” sebenarnya kami juga merasa bersyukur, karena selain itu kami mendapatkan barokah dari Allah karena adanya kampus UNIKBO disini. Buktinya ibu bisa hidup dan makan dari hasil berjualan gorengan dan bisa mengontrakkan rumah ibu. Sebagian anak-anak kami juga ada yang terbawa arus ke-mahasiswaan, malah banyak anak-anak kami yang ikut melanjutkan belajarnya di Peguruan Tinggi, walaupun ada sebagian tidak kuliah disini, tapi setidaknya wawasan mereka ikut terbawa oleh intelektual Mahasiswa UNIKBO.” tambah si ibu kost yang begitu bernafsu menceritakan kampungnya yang dulu hanya desa penuh dengan rawa-rawa dan pohon-pohon, sekarang telah berubah menjadi kota.
Dan ini terjadi sa’at ini, tidak tahu 5 samapi 10 tahun lagi. Seperti apakah disini. Hanya anak-anak warga sini yang akan merasakannya, sedang aku, setahun atau dua tahun lagi sudah meninggalkan kampung ini. Aku akan membangun daerahku di Sukabumi. Disanalah aku akan berbakti, mensejahterakan masyarakat desaku. Mudah-mudahan Allah swt mengabulkan semua keinginanku. Amiin.
Masjid sudah dekat, akupun langsung masuk kedalam masjid. Dan mempersiapkan diri melakukan shalat tahiyatul masjid, di shaf pertama aku lihat kakek tua memegang microphone dan tiga bapak-bapak pengurus masjid sedang asyik bershalawat, di pinggir-pinggir masjid hanya ada dua orang yang kukenal benar wajahnya yaitu andi dan jamal, rupanya mereka sudah datang lebih dulu.
***
”Candy Iindriastuti,… subhanallah banget sekarang.... Berbeda dengan dua tahun yang lalu. Sekarang hijabnya rapi…, semakin sholehah…., dan saat bertatap muka sorot matanya memancarkan cahya kesejukan. Ya allah cantik benar ciptaan-Mu ini. Seandainya dia jadi istriku...” ” whuss!! Bengong.. he..he… lagi mikirin siapa nih.. ” Jamal mengagetkanku dengan ledekan khasnya.
”Idihhh, ngagetin ajah! Orang lagi nginget-inget palajaran yang tadi.. yeyyy!” jawabku, sedikit ngeles.
”Lagian senyum-senyum sendiri. Ini kantin woi, banyak orang, nanti dikira orang aku bawa pasien RSJ masuk kampus lagi.” timpal Jamal sambil meminum juice Alpukat kesukaannya.
Memang sedari tadi aku asyik memikirkan Intan. Semenjak dia ikut di LDF dan aktif dalam kegiatan keislaman aku selalu memperhatikannya. Apalagi, sa’at dua hari yang lalu. Sa’at aku bertemu dengan dia di ATM BRI. Awalnya aku tidak tahu kalau yang didepanku sa’at antri mengambil uang di ATM adalah Intan. Kalau saja dia tidak menengok kebelakang, dan menyapaku aku tidak tahu.
”Assalamu’alikum akhi…!!” Aku hanya tertegun dan salah tingkah,
”Wa’alaikum salam. E...Can…Candy!!” balasku. Terbata-bata
”Kenapa sih aku ini.” gumamku.
”Kenapa akh??” tanya dia dengan singkat, rupanya mendengar guamamanku.
”Owh, ti...ti... dak. Gak apa – apa kok. ” jawabku dengan gugupnya.
”Candy mau ngambil uang ya?? ” aku memberanikan diri bertanya.
”Ya… iyalah… masa mau makan..he.. ( ABCD = Aduh Boo… Capek Deh…./sisipan doank!:penulis )” dengan senyuman manisnya, di tambah bibir tipis dan pipinya yang lesung pipit tersenyum kepadaku.
Aku semakin STB ( salah tingkah Banget /kok banyak kata-kata gaul sih.. twing-twing!!:penulis). Tapi aku ikhwan, harus kuat.
”Gak sih.. Cuma mastiin aja Candy…”. balasku, gak mau ngalah.
”Idih GPL..!!!” timpal dia, dengan kerlingan matanya yang asyik dipandang.
”Apaan tuh???…”
Aku bengong…
”Gak Penting Lagi…”
Gubrakk!! Wah, akhwat sekarng gaul-gaul ya.. beda dengan dulu. Sa’at aku masih SMA. Akhwat dulu, memandang saja sudah malu-malu kucing. Sekarang mah, ngegemesin.. tapi, sama aja sih ikhwannya juga.
”Ma’af akh. Candy duluan… ” tambahnya sambil masuk kedalam ATM.
”Oya, silahkan…”. Balasku yang sebenarnya memiliki harapan bisa berlama-lama dengannya. Sejak sa’at itu aku jadi sering melamunkan dia, dan…
”Woi... woi… sudah belum ngelamunnya?? Aku mau pulang nih… ngapain dikantin cuman bengong doang.” lagi - lagi Jamal ngagetin aku. Kali ini dengan sedikit marah.
”Ya udah kita pulang aja, lagian aku kurang sehat nih.. oya sekalian makanan dan minumanku kamu bayarin dulu yah… aku lagi gak bawa uang.. sebenernya lagi bokek! He..he…” balasku dengan wajah meminta belas kasihan ”Pliss ya… sayang!! ” tambahku.
”Idih sayang, dasar!! Aktivis dompet tipis... keren sih oke. Tapi, gak berduit!! Nih aku bayarin… bilang makasih dong!!! ” tukas Jamal sedikit sewot.
”Iya...ya... deh, makasih ya… kamu temenku yang paling baik deh, tapi kamu jangan ngomong-ngomong aku aktifis ditempat umum dong, nanti aku di anggap teroris lagi… ”. Jawabku, dengan perasaan malu di bilang tak berduit.
”Emang aktifis harus banyak uang apa. Yang penting aktifis itu setia dan rajin ke syuro. Penampilan ok. Tepatnya sih Rapi. Omongannya didenger. Itu aktifis.”. Gumamku.
***
Sms itu masih belum diketahui siapa pengirimnya padahal sudah tiga hari. Setiap aku telpon dan sms tidak ada balasan, mungkin dinonaktifkan. Tapi aku tidak peduli yang penting aku sekarang selalu memikirkan Rany. Hari ini perasaanku sama dia semakin kuat, hidup terasa diombang-ambing, makan terasa hambar, inget dia, semua aktifitasku semakin tak menentu, ada perasaan rindu.
Ya, Allah apakah ini namanya cinta?? Apakah aku telah mencintai Rany?? Astagfirulalh, aku seharusnya tak berbuat seperti ini. Ini salah. Sambil merebahkan badanku di kasur, fikiran ini tetap tertuju sama Candy. Lantunan Nasyid yang kuhidupkan begitu merdu terdengar. Nasyid ini membuatku semakin dekat dengannya, terlebih lagi lagu dari inteam dengan Kasih ke kasih, impian kasih, Do’a seorang kekasih, ditambah nasyid Edcoustic… ah… semakin menggebu-gebu jiwaku ini.
( inteam: kasih ke kasih )
tak perlu aku ragui… Sucinya cinta yang kau beri
Kita saling kasih mengasihi… dengan setulus hati…
Ayah ibu merestui.. menyambung cincin di jari
Dengan rahmat ilahi… cinta kitapun bersemi…
Sebelum di ijabkabulkan, syariat tetap membataskan
Pelajari ilmu rumah tangga… Agar kita lebih bersedia
Menuju hari yang bahagia
Kau tahu kumerinduimu..
Kutahu kau mencintaiku, oh..kasih..
Bersabarlah sayang, saat indah kan menjelma jua..
Kita akan disatukan dengan ikatan pernikahan oh.. kasih..
Disana kita bina… Tulus cinta mahligai bahgia
Semoga cinta kita.. didalam ridho ilahi
Berdoalah selalu semoga jodoh berpanjangan..
( Edcoustic : nantikanku dibatas waktu )
Dikedalaman hatiku
tersembunyi harapan yang suci
tak perlu engkau menyangsikan
lewat keshalihanmu,
yang terukir menghiasi dirimu
tak perlu dengan katakata
sungguh walau ku kelu
tuk mengungkapkan perasaanku,
namun penantiannmu pada diriku
jangan salahkan,,,
kalau memang kau pilihkan daku
tunggu sampai aku datang
nanti kubawa kau pergi kesyurga abadi
kini belumlah sa’atnya aku membalas cintamu…
nantikanku dibatas waktu..
”Nantikanku dibatas waktu, ukhti Candy” tak sengaja aku mengucapkan kata itu. Astagfirullah. Kenapa aku berfikir sejauh ini, Tanpa sadar, air mataku meleleh mengalir membasahi pipi, ya, allah, dengan ke-Maha indahan-Mu, dengan kasih dan sayang-Mu, dzat penguasa alam yang menggenggam hati-hati manusia, Maha mencintai…. jika benar ini cinta datangnya dari-Mu maka halalkanlah cinta hamba, mudahkanlah hamba mendapatkan cintanya, jadikan cintaku kepadanya wujud cintaku juga kepada-Mu, ya Allah, jangan jadikan hamba menjadi manusia-manusia yang durhaka karena cinta, jangan jadikan hamba menjadi hamba yang terbakar cinta dunia dan seisinya, lindungilah hamba dari cinta-cinta nafsu.
Hanya ridho dan kasih sayang-Mulah hamba berharap. Kabulkanlah ya Allah. Suasanapun menjadi teduh, jarum jam merangkak terus. Jam 23.00. sudah malam, keheningan malam kian terasa, seiring lelehan air mata yang berbuah luapan asmara yang begitu besar. Luapan cinta. Membanjiri relung-relung hati yang sedang bergelora oleh cinta. Kerinduan bercampur, rindu kepada sang pencipta dan Rindu kepada Ciptaan-Nya. Kaset Nasyid yang kuputar berhenti, akupun perlahan mulai mengantuk dan akhirnya tertidur, bermimpi dengan bidadari - bidadari syurga. Dengan keindahan yang tak terkira.
Aya sms masuk, ujang aya sms masuk… berkali-kali bunyi hape terdengar, ” uwh!!, siapa sih malam – malam sms, sebelum membaca sms, kulihat jam…, apa?!! Jam 04.00. rasanya baru saja aku tidur masa sudah jam empat, huh, kayak di dongeng saja. Aku gak tahajjud!! ” ini lagi siapa pagi-pagi buta gini kirim sms, apa gak ada kerjaan.” Dengan perasaan dongkol aku memaki-maki sendiri, lalu ku buka sms yang masuk tadi.
Assalamu’alaikum Aris yg sholeh. Af1.aq sdh m’ngganggumu. Sblmny aq jg minta m’af ats klancangnq, krn tlh mengirim sms kpdmu. Ini sms yg ke2 yg ku krm.Km psti pnasaran, aq th dr tmn2mu.Km mcari th sapa pngirim sms itu. Sms ini jg sbg pnyembuh hatiq, aq tdk bs mlupaknmu,aq tdk bs mnahan prasaanku pdmu.Aq mncintaimu. Skrg km klwr,dipintu gerbang da spcuk srt drku,km akn th smuany. Semuany. dan sapa aq sbenarny.
Wassalam
Sms misterius! Surat? Malam begini ada surat didepan rumah. Aku semakin penasaran, lalu aku langsung keluar. Benar juga, sebuah amplop terselip di besi-besi grasi mobil. ”Masyaallah, nekat benar nih akhwat” gumamku, lalu aku mengambilnya. Sambil jalan menuju kamar, hatiku bertanya-tanya, siapa sebenarnya orang ini. Sesampainya di kamar aku buka perlahan-lahan, sepucuk surat dengan kertas berwarna pink. Tulisannya indah sekali. Lalu kubaca:
Bogor, 17 Agustus 2007
Kepada hamba yang senatiasa bersujud.
di-
Hamparan sajadah
Assalamu ’alaikum warahmatulalhi wabarakatuhu.
Semoga Allah selalu melindungimu hari ini dan hari-hari yang akan datang. Tak henti aku memohon ma’af, yang sebenarnya tak perlu kau memaafkan aku. Dalam kegelapan malam aku tulis surat ini, sebagai bukti tulusnya rasa yang selalu mengejar jiwa sanubariku. Setiap malam aku selalu menangis. Meratapi dan merenungi. Selalu dan selalu. Tentu saja kamu merasa bingung dan penasaran, siapa aku sebenarnya. Aku bukanlah makhluk misterius yang bisa saja kau bayangkan, karena aku nyata, aku selalu disisimu.
Aris yang kucinta karena Allah, sejak aku mengenalmu, sejak aku melihatmu, dan sejak itulah bunga-bunga dalam dada ini merekah indah, harum dan mewangi. Sampai aku lupa, sesuatu telah terjadi pada jiwaku. Kesholehanmu telah menawan hatiku, tutur katamu menyirami tanaman-tanaman hijau di hatiku, sorot matamu tajam, menggetarkan jiwaku, Jiwa yang kupelihara kebersihan dan kesuciannya. Entah ini dosa atau tidak. Aku sudah terbius oleh harapan yang semakin lama-semakin terlena. Tapi bukankah Dia yang menciptakan perasaan kasih sayang? Bukankah Allah maha Mencintai hamba-hamba-Nya. Begitupun aku yang telah marasa resapan embun cinta. Syurga cinta telah nampak dipelupuk mata. Sa’at itulah, hari-hariku bahagia. Namun, untuk menggapai cinta sejati tidaklah mudah. Aku menguatkan diri, walaupun akhirnya aku terjatuh dan terjatuh. Perjuangan cinta yang kupendam selama dua tahun tidak juga berbuah, aku menangis, selalu menangis. Perjuangan jauh yang kutempuh akhirnya sampai disini. Perjuangan untuk bisa lebih dekat denganmu, akhirnya tercapai. Aku melanjutkan kuliahku dari D3 ke S1. ( kamu mungkin sudah dapat mengetahui siapa aku ?? ) semua ini hanya mengharap cintamu dan kesucian jiwaku. Kini, aku sudah dekat denganmu. Perjuanganku selama ini telah menghantarkanku kesisimu. Walaupun aku tidak bisa memaksamu untuk saling membagi cintamu padaku. Hanya saja, kecemasan masih menyelimutiku. Apa yang akan terjadi bila cinta yang kumiliki tidak mampu memasuki relung hatimu.
Aris kini kau tahu siapa aku sebenarnya. Kini kau mengerti kenapa aku disini. Hanya kaulah yang bisa mewujudkan semua usaha yang aku jalani. Namun, semua ini aku kembalikan kepadamu, kaulah yang memutuskan. Aku hanya bisa pasrah. Aku mencintaimu. Cinta karena Allah rabbul izati. Bagaimana denganmu? Aku tunggu balasannya. Ma’afkan kedhoifanku.
Wassalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.
Yang merindukanmu.
( candy Indriastuti )
Subhanallah, bagaikan kejatuahan bintang dari langit. Sejuta asa menyelimuti hati. Perasaan mengharu biru. Merangsang kepenatan jiwa yang merindukan ketenangan dan ketentraman. Sesaat terdiam. menatap langit-langit kamar. Penuh dengan bunga.. bunga-bunga cinta. Semua yang aku lamunkan selama ini telah Allah gantikan dengan Hadiah yang sungguh luar biasa. Tapi, aku tidak bisa menerima semua ini dengan hawa nafsu.
Siangnya kuputuskan bertemu dengan guru ngajiku. Ust. Hendrik, meminta pendapat dan nasehatnya.
”Ust, ada sesuatu hal yang ingin saya bicarakan “ kataku pada ust. Hendrik, Dengan suara terputus-putus dan bergetar.
”Tafadhol’ Aris, ada apa?? “. Jawabnya
“Beberapa hari yang lalu ada akhwat, membuat pengakuan yang membuat saya merasa risi dan….ma’af, saya juga merasa bingung, akhwat tersebut mengatakan dalam sms nya bahwa ia jatuh cinta pada saya. Sedangkan saya tidak tahu siapa dia ” Ust. hendrik nampak terkejut, tapi, Ia berusaha tetap tenang.
“Sabar Aris, jangan terlalu diambil hati. Mungkin maksudnya tidak seperti yang antum bayangkan.” Ust. hendrik mencoba menenangkan perasaanku.
“Ma’af…saya tidak menangkap maksud lain dari perkataannya. Akhwat itu mungkin tidak pernah berpikir dampak perkataannya. Kata-kata itu membuat saya sedikit banyak merasa gagal menjaga hijab saya sebagai muslim sejati, gagal menjaga komitmen dan menjadi penyebab fitnah. Padahal, saya hanya berusaha menjadi bagian dari perputaran dakwah islam“. Kataku mencoba membela keimanan.
“Ya sudah…saya berharap antum tetap istiqamah dengan kenyataan ini, saya tidak ingin kehilangan aktivis dakwah oleh permasalahan seperti ini “.
Ust. hendrik membuat keputusan, “ tapi, ust… Subuh tadi dia mengirim sms lagi dan kali ini disertai surat yang menjelaskan semuanya, dan ternyata akhwat itu saya kenal… “ sejenak aku berhenti, menyusun kata-kata yang tepat, lalu meneruskannya ” dan, akhwat tersebut ternyata yang belakangan ini telah membuat saya jatuh hati, subuh tadi saya benar-banar bahagia, karena saya mencintai akhwat yang selama ini dia pun memendam perasaan rindu…ma’af ust. Setelah saya fikir kembali, seharusnya hal ini tidak terjadi.. gimana menurut ust.?? “. Jelasku dengan perasaan tak tenang, dan perasaan malu.
”Kamu sudah tahu sendiri bagaimana islam mengatur semua ini. saya tidak menyalahkan perasaan kalian. Kita semua berhak memiliki perasaan itu. Pertanyaan saya adalah, apakah kalian sudah siap ketika saling menyatakan perasaan itu. Apakah akhwat tersebut mengatakannya dengan orientasi bersih yang menjamin hak-hak kamu?. Hak perasaan dan hak pembinaannya. Apakah akhwat itu telah menyampaikan perasaannya kepada ustzah dia untuk melakukan proses yang diseriuskan?. Apakah kamu dan dia sudah siap berkeluarga. Apakah kalian sudah berusaha menjaga kemungkinan fitnah dari sikap kalian, baik terhadap ikhwah lain maupun terhadap dakwah????, Aris.. bagi kita perasaan itu tidak semurah tayangan sinetron atau bacaan picisan dalam novel-novel.
Bagi kita perasaan itu adalah bagian dari kemuliaan yang Allah tetapkan untuk pejuang dakwah, dan jaminan kemuliaan Allah SWT. Perasaan itulah yang mengeksiskan kita dengan beban berat amanah ini. Maka jagalah perasaan itu tetap suci dan mensucikan…” aku merasa malu. Keluar keringat dingin dari seluruh kujur tubuhku, lalu Ust. Hendik mengatakan kalau seandainya sudah siap untuk menikah, nanti akan disampaikan ke akhwat tersebut. lalu aku sampaikan bahwa akhwat itu adalah Rany, yang sa’at ini sedang mengikuti pengajiaan ustadzah Ririn, sahabat dekat istri ust. Hendrik. ” ya, sudah kamu tunggu kabar lagi aja mudah-mudahan allah memberi keluasan dan kemudahan ” tutur ustadz. Hendrik memberikan kelegaan dalam hati.
***
Di sepertiga malam ini sangatlah tepat aku tuliskan sebuah jawaban nafas-nafas cinta yang sedang melanda Candy. Akupun bertakbir. Melantunkan ayat - ayat cinta di malam ini. Disa’at semua orang terlelap dalam nikmatnya malam. Namun aku yakin dia selalu bertasbih di kegelapan malam dengan sujudnya yang suci. Secarik kertas putih ku lukis dengan kata-kata cinta. Untuk seorang hamba yang mencintai dan aku cintai, cinta karena Allah.
Hari-hari yang melelahkan. Tapi bagiku ini membahagiakan, memang jika kita bekerja, jika kita melaksanakan suatu amanah atau sesuatu. jika dilaksanakan dengan penuh keikhlasan dan tanpa paksaan sungguh lezat sekali rasanya. Berbeda dengan orang yang melakukan sesuatu dengan imbalan atau biasa kita sebut dengan ada udang di balik batu. Akan terasa berat dirasa. Ya, mungkin ini karena aku aja yang merasakan, karena aku sendiri yang akan menikah. Melihat sisi dari pernikahan bagiku bukan hanya sebatas memenuhi nafsu manusiawi saja, akantetapi sebuah acara yang sakral dan sebuah wujud cinta kita kepada Rasulullah saw. Karena dengan begitu kita mengikuti sunnah rasul yang mulia. Ini kewajiban yang menyenangkan. Sujud syukur. Sebentar lagi aku akan menyempurnakan dienku yang agung. sebagian orang sering mengatakan ini.
Aya sms masuk, ujang aya sms masuk…
“ Ada sms “ gumaamku. “ Dari Candy..!! “
“Assalammu’alaikum wr. Wb. sepanjang perjalannaku menuju rumah. Air mataku tak henti-hentinya mengucur dan meleleh di pipi. Kebahagiaan yang hakiki sesaat lagi akan kureguk. Keimanan yang kujaga dengan cinta akan berbuah menjadi mutiara yang indah. Menyongsong kehidupan yang baru. Untuk keindahan selamanya.. selamanya…. =) ”
Pengirim :
Candy
085694451248
Pusat pesan: +00251420828
Dikirim :
25 September 2007
09.10
Akupun menjadi termenung. Memaknai kalimat-kalimat yang dikirim oleh Candy. Calon bidadariku. Ada sebuah kejanggalan dari pesan singkat yang ia kirim kali ini. Kenapa ” sms nya seperti ini, aku harus segera membalasnya” gumamku. Lalu secepatnya aku membalasnya. ” De Candy, ada apa? Kenapa sms seperti itu?? Kamu sekarang ada dimana? ” dengan perasaan risih kukirim balasannya, menanyakan maksud sms Candy, lalu kutekan tombol kirim.ok!
Tapi, pengiriman pesan gagal. Ah, sial! gak ada sinyal. Kucoba beberapa kali lagi, akantetapi tetap tidak bisa. Kucoba menelpon. Tetap tidak bisa. Ada apa ini??
Beberapa sa’at kemudian, ada sms masuk lagi. ”oh, dari Candy lagi… ” ucapku.
” sayang, ku do’a-kan kau selalu bahagia. Hari ini dan hari – hari yang akan datang. Ma’afkan kesalahan-kesalahan ku selama ini. Sayang, aku tunggu kamu di negri yang tidak ada manusia mengganggu kebahagiaan kita. Disanalah kita bangun istana kebahagiaan ”
ada apa ini, kenapa sms nya seperti ini dan kenapa tadi aku sms dan telepon tidak nyambung. Tanda tanya besar hinggap dibenakku.
Tidak lama kemudian Hpku berbunyi kembali, kuperhatikan, nomor yang memanggil ternyata nomor yang tidak dikenal. ” hallo, Assalamu’alaikum. Bisa bicara dengan bapak Aris?? ” suara lelaki yang tak kukenal suaranya. ” iya, saya sendiri, ma’af bapak siapa ya?? Ada yang bisa saya bantu. ” jawabku, Dengan perasaan tidak tenang. ” sebelumnya kami mohon bapak bisa bersabar ya pak. Kami dari kepolisian lalu lintas. Sekarang kami berada di jalan puncak Bogor-Jakarta.” jelas lelaki yang ternyata dari kepolissian. ” polisi lalu lintas???, apa hubungannya dengan saya pak??!! ” tanyaku dengan nada kaget bercampur tidak sabar. ” ma’af pak. Disini terjadi kecelakaan Bis dari Baranangsiang menuju Bandung, Bis ini terlempar kejurang sa’at akan berbelok, kejadian ini terjadi satu jam yang lalu tepatnya jam 08.00. ” jam 8…!” fikirku. ” penumpang semuanya tewas, hanya 2 anak-anak dan 1 bayi yang masih hidup… ”
” lalu apa hubungannya dengan saya pak?? ” tanyaku memotong penjelasan polisi tersebut dengan nada kesal bercampur takut dan khawatir. ” sekali lagi kami mohon bapak dapat bersabar dan menguatkan diri. Karena, salah satu dari penumpang tersebut terdapat seorang wanita yang sedang memegang selendang bertuliskan: Aris Taufiqurrahman dengan nomor handphone ini. kami yakin wanita ini adalah saudara, anak atau istri bapak. Dari KTP yang kami ambil dari dompetnya, tertera namanya CANDY INDRI ASTUTI kelahiran Bandung, sebagai mahasiswi di Bogor ” bagaikan mendengar petir ditelinga, dunia terasa berhenti berputar, nafas terasa sesak, tak dapat mengeluarkan satu patah katapun, semuanya bergemuruh. Lemas tak berdaya. ”Can.. Candy… tidak … calon istriku… bidadariku… Tidak Mungkin!!! Bapak pasti salah. Beberapa menit yang lalu dia sms, dua kali!! ” dengan sedikit tidak yakin bercampur perasaan takut yang sangat.. ” tapi pak, semuanya sudah jelas.. selendang yang dipegang dengan nama dan no HP bapak, gaun serta kerudung yang dia kenakan, apa bapak masih belum percaya?? ” jelas polisi tersebut meyakinkanku. Akupun tak dapat menahan kesedihanku… dengan penjelasan yang sangat jelas, akhirnya aku mempercayainya.. ” Ya allah… ini tidak mungkin. Candy. Innalillahi wa innalillahi raji’un ” seakan berteriak, air mata deras mengalir.. aku tak tahan lagi menerima kabar yang seakan mimpi ini. ” pak Aris, tabah ya pak!! Kami turut berbela sungkawa atas kejadian ini. Selain itu, kami juga menemukan beberapa keanehan yang terjadi sama.. ma’af! calon istri bapak. Ketika kami temukan, wajahnya begitu ceria dan tampak indah, bibirnya seakan tersenyum, memancarkan cahaya. Dan, kedua belah tangannya berada diatas dadanya. Layaknya orang yang sedang sholat. Anehnya lagi, tidak ada luka sedikitpun ditubuhnya, nampaknya ia terlempar jauh dari bis itu jatuh, tidak seperti penumpang lainnya yang tewas, sampai tertimpa badan bis. Bunga-bunga disisinya seakan mekar mewangi… Semerbak… Bau wangi menyeruak dan merebak, harum bagaikan khas keharuman sebuah kamar mempelai yang akan mereguk cinta di malam pertama..” jelas polisi itu, dengan mantap dan terdengar parau dan bergetar. aku hanya terdiam, diam seribu bahasa.
Ya allah, apakah cintaku hanya dibatas waktu..???
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar